Alvaro Arbeloa Coca, Sang Loyalis yang Kerap Terlupakan
INDOSPORT.COM - Eks pemain Real Madrid dan Liverpool, Alvaro Arbeloa, dikenal sebagai pemain yang setia namun sering dianggap underrated dan terlupakan.
Namanya pun bukan sekali atau dua kali tenggelam di tengah popularitas rekan-rekan setimnya. Sudah selayaknya ada ganjaran yang sepadan bagi para pemain dengan loyalitas seperti dirinya.
Alvaro Arbeloa Coca, lahir di Salamanca, Spanyol, 17 Januari 1983, mengawali kariernya di tim junior Real Zaragoza pada tahun 1995, sampai akhirnya mendapat kesempatan bermain di Real Madrid Castilla.
Setelah kurang lebih empat tahun berseragam Real Madrid, Arbeloa hijrah ke Deportivo La Coruna, baru kemudian mengambil langkah besar dengan mengembara ke Inggris. Adalah Liverpool yang mendatangkannya pada Januari 2007.
Ia adalah salah satu pemain bawaan Rafael Benitez, yang dikenal dengan pasukan Spaniard-nya di Liverpool. Pada waktu itu, sang juru taktik membutuhkan pengganti untuk Steve Finnan yang sudah berusia 30 tahun.
Debut pertama Arbeloa sebagai starter di skuat The Reds terjadi saat melawan Barcelona di Liga Champions 2006-2007. Bukan berhadapan dengan Xavi maupun Iniesta, tugasnya adalah menahan laju seorang Lionel Messi.
Kedisiplinan Arbeloa sebagai seorang bek ditambah kemampuannya menggunakan kaki kanan ternyata berhasil menghempaskan La Pulga, yang pada saat itu masih berusia sangat muda yakni 19 tahun.
Berkat aksinya ini pula Arbeloa kemudian menjadi favorit publik Anfield dan juga sang pelatih, Benitez. Kontribusinya membantu Liverpool mengurangi rataan kebobolan mereka pada musim 2007-2008 dan 2008-2009.
Namun perjalanan Arbeloa bersama The Reds tidak selamanya mulus. Ia bahkan pernah berseteru dengan rekannya sendiri, Jamie Carragher, ketika keduanya sedang bertugas menjaga pertahanan tim.
Kerusuhan di lapangan tersebut sampai-sampai harus dilerai oleh para pemain Liverpool seperti Pepe Reina, Daniel Agger, dan Xabi Alonso.
Cerita Alvaro Arbeloa bersama Liverpool berakhir pada tahun 2009 seiring kedatangan Glen Johnson. Arbeloa pun mendapat lampu hijau untuk kembali ke Real Madrid, klub yang pernah dibelanya ketika remaja.
1. Kesempatan Kedua
Pindah ke Real Madrid setelah dari Liverpool merupakan kesempatan kedua bagi Alvaro Arbeloa, yang sebelumnya sempat kesulitan menembus tim utama saat berada di Castilla.
Ia kesulitan bersaing dengan Sergio Ramos dan gagal menjadi calon pengganti yang sepadan untuk Michel Salgado. Hal ini pula yang melatarbelakangi kepindahannya ke Deportivo La Coruna.
Kini tahun demi tahun telah berlalu, Arbeloa pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya bisa berseragam Real Madrid lagi. Tiba saat baginya untuk sekali lagi membuktikan diri dan kesetiaannya untuk raksasa Spanyol tersebut.
“Ketika Anda meninggalkan sebuah klub dengan perasaan bahwa Anda tidak bisa menembus tim utama, rasanya sangat sulit untuk kembali. Jadi bagi saya, jika ada kesempatan, tujuan pertama saya adalah mengambilnya,
“Beruntung saya akhirnya bisa berada di sini,” ucap Arbeloa seperti dikutip dari laman thesefootballtimes.
Meski awal kariernya yang baru di Real Madrid tidak terlalu impresif, Arbeloa bersinar dengan kemampuan individunya. Alhasil, ia pun mendapat tempat di skuat Timnas Spanyol untuk Piala Dunia 2010.
Memang, Arbeloa cukup sering terpinggirkan oleh seorang Sergio Ramos, entah ketika di Real Madrid dulu maupun di Timnas Spanyol. Saat Euro 2008 pun menit bermainnya begitu sedikit.
Untungnya, pada akhirnya Arbeloa dapat merasakan trofi Euro 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010. Ia adalah bagian skuat generasi emas La Furia Roja dan ia pantas mendapatkannya.
Setelah mendapat tempat di Real Madrid, Arbeloa kembali dihadapkan pada ancaman setelah kedatangan Dani Carvajal. Namun ia menolak untuk pindah meski mendapat desakan dari publik dan juga media.
West Ham United adalah klub terakhir yang dibelanya sebelum memutuskan pensiun pada 2017. Sayang, momen-momen finalnya ini bisa dibilang kurang berkesan, mengingat ia hanya tampil empat kali sebelum gantung sepatu.
Alvaro Arbeloa adalah pemain yang loyal dan pastinya dicintai oleh para penggemar di mana pun ia berada, entah itu di Liverpool maupun Real Madrid.
Ia memang harus melalui perjalanan panjang untuk mencapai tim senior Los Blancos. Kerja kerasnya pun akhirnya terbayar lunas walaupun namanya tidak banyak dielu-elukan seperti bintang besar lainnya.
Bersama Real Madrid, Arbeloa mengantongi banyak gelar mulai dari LaLiga Spanyol, Copa del Rey, Supercopa de Espana, Liga Champions, Piala Dunia Antarklub, dan Piala Super Eropa.