x

Elano Blumer: Pionir Kebangkitan Man City yang 'Didepak' Sheikh Mansour

Sabtu, 27 Maret 2021 13:45 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Elano Blumer, saat masih berseragam Manchester City.

INDOSPORT.COM – Sebagai tim papan atas dan kaya raya, Manchester City kerap mendatangkan banyak bintang. Adapun, nama Elano Blumer menjadi tonggak pertama dari banjir pemain bintang ke markas The Citizens.

Banyak yang menganggap kedatangan Sheikh Mansour sebagai awal kebangkitan Man City. Anggapan tersebut benar adanya jika melihat gelontoran dana dan banyaknya pemain bintang serta prestasi yang didapat The Citizens.

Namun, sejatinya awal kebangkitan Man City terlihat saat Thaksin Sinawatra pada 2007. Mantan Perdana Menteri Thailand ini membeli The Citizens dengan mahar 82 juta poundsterling kala itu.

Baca Juga
Baca Juga

Kedatangannya pun membuat Man City mendapat gelontoran dana untuk memboyong pemain. Saat itu, Sven Goran Erikson pun mendapat kucuran dana segar untuk memboyong pemain yang ia butuhkan.

Pada musim panas awal musim 2007/08, Sven Goran Eriksson memboyong delapan pemain ke Manchester City. Dari ke delapan pemain tersebut, nama Elano Blumer menjadi pembelian tersukses.

Elano bukanlah satu-satunya pemain Brasil yang dibawa Eriksson ke Man City pada musim panas 2007/08. Terbukti msih ada nama seperti Javier Garrido dan Gelson Fernandes yang diboyong.

Namun, hanya Elano lah yang mampu berbicara banyak di musim tersebut. Ia seakan menjadi tonggak kebangkitan Man City bersama Thaksin kala itu.

Baca Juga
Baca Juga

Sayangnya, Elano dan Thaksin tak bertahan lama di Man City. Hal ini tak lepas dari kedatangan Sheikh Mansour yang mengakuisisi klub pada 2008 lewat Amanda Staveley.

Sheikh Mansour mengeluarkan dana 265 juta poundsterling untuk mengakuisisi penuh kepemilikan Manchester City dari tangan Thaksin Sinawatra. Akuisisi ini pun tak ayal mengakhiri karier Elano.

Lalu, bagaimana kisah Sheikh Mansour mengakhiri karier Elano Blumer, tonggak kebangkitan Man City hingga saat ini? Berikut kisahnya.


1. Perjalanan Elano dan Akhir Kariernya di Man City

Elano Blumer, saat masih berseragam Manchester City.

Pada tahun 2000 an, Elano Blumer menjadi andalan para gamer yang memainkan gim Football Manager. Hal ini tak lepas dari ratingnya yang selalu naik.

Elano yang saat itu membela Shakhtar Donetsk pun didatangkan Man City pada 2007 dengan mahar 8 juta poundsterling, bersama Valeri Bojinov yang juga andalan di gim FM.

Namun, Elano dikenal di Inggris dan dunia bukan karena dari gim FM semata. Ia mampu menunjukkan talentanya secara nyata di atas rumput kala Brasil bertandang ke Inggris menjalani laga persahabatan melawan Argentina.

Di laga yang berkesudahan 3-0 untuk Brasil, Elano mencetak dua gol. Jadi, bisa dikatakan Man City-nya Sven Goran Eriksson telah kepincut bakatnya dari penampilan itu.

Penampilan apik itu membuatnya dirumorkan menjadi buruan banyak tim. Namun, hanya tawaran Man City yang datang padanya sehingga ia berlabuh ke kota Manchester.

Di Man City, Elano benar-benar membuktikan talentanya seperti di gim FM. Di tiga laga awalnya di Liga Inggris 2007/08, Elano mencetak tiga assist termasuk satu assist yang menghasilkan kemenangan di Derby Manchester melawan Manchester United.

Tiga assist dalam tiga laga secara berturut-turut membuatnya menjadi pujaan pendukung Man City. Elano pun bangga dengan pencapaiannya setidaknya ia membawa kebahaagian bagi pendukung The Citizens kembali.

“Itu adalah waktu yang menyenangkan untuk datang dan bergabung Man City karena saya tahu saya bergabung dengan tim yang spesial dan saya percaya diri saya bisa membantu tim berkembang,” tutur Elano.

Bulan madu Elano dan Man City terus berlanjut di Liga Inggris. Tentu yang paling fenomenal adalah saat dirinya mengarsiteki comeback The Citizens atas Newcastle United dengan skor 3-1 dan ia tutup dengan tendangan bebas keras mematikan.

Seperti dongeng-dongeng indah, perjalanan Elano sempat tersendat seiring cederanya duetnya di lapangan tengah, Michael Johnson.

Tanpa disadari, absennya Johnson membuat Elano seperti kebingungan sehingga performanya menurun meski mampu mencetak empat gol saat absennya duetnya.

Penurunan performa Man City pun berlanjut sesaat muncul rumor Thaksin hendak memecat Sven Goran Eriksson. Puncaknya pun tercipta saat The Citizens dibantai 8-1 di mana Elano mencetak satu-satunya gol untuk timnya.

“Suasana di sekitar dan sepanjang pertandingan sangat buruk. Tentunya karena Sven Goran Eriksson pergi. Meskipun saya mencetak satu gol, saya tak memikirkannya karena pertandingan itu sangat buruk,” kenangnya.

Kepergian Sven Goran Eriksson pun membuat Mark Hughes datang di saat Sheikh Mansour telah mengakuisisi klub. Pemain bintang pun hadir seperti Shaun Wright Phillips dan Robinho.

Elano pun semula dikabarkan akan mudah nyetel di Man City karena Robinho mengingat keduanya pernah bersama di Santos. Namun siapa sangka, ternyata posisinya direbut oleh kompatriotnya tersebut.

Alhasil, satu musim berselang yakni di tahun 2009, Elano dilepas ke Galatasaray dengan mahar 8 juta poundsterling. Ia pun mengaku menyesal tak bertahan lebih laman di Man City.

“Penyesalan terbesar di karierku adalah waktuku di Man City tak berjalan lama. Saya tak menyesal pindah ke Galatasaray, tapi saya hanya menyukai Inggris dan waktuku di sana,” pungkas Elano.

Manchester CityMark HughesSven-Goran ErikssonSheikh Mansour bin Zayed bin Sultan Al NahyanElano BlumerLiga InggrisSepak Bola

Berita Terkini