x

Investigasi Tragedi Kanjuruhan, Kontras: Kejahatan Sistematis dari Dalang Tak Tersentuh

Senin, 10 Oktober 2022 16:55 WIB
Penulis: Martini | Editor: Indra Citra Sena
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.

INDOSPORT.COM - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai ada kejahatan sistematis dalam Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Sudah sepekan sejak Tragedi Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya berlalu. Sebanyak 131 orang telah meninggal dunia, mulai dari anak-anak, dewasa, lelaki dan perempuan.

Baca Juga

Selain korban yang meninggal dunia, ada pula ratusan korban lainnya yang dilarikan ke rumah sakit karena luka ringan hingga luka berat, termasuk masalah penglihatan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pemprov Jawa Timur, jumlah korban luka ringan 550 orang, luka berat 23 orang, dan 36 korban masih menjalani perawatan di RS.

Banyak yang menuding pihak keamanan, dalam hal ini adalah aparat kepolisian, jadi aktor utama banyaknya korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan tanggal 1 Oktober 2022.

Baca Juga

Terbukti, beberapa aparat keamanan langsung ditetapkan tim penyidik sebagai tersangka dalam Tragedi Kanjuruhan lalu.

Namun, Kontras menduga jika tragedi ini sudah dirancang oleh seseorang dengan kedudukan yang lebih tinggi, meski tidak turun langsung ke lapangan Kanjuruhan.

Hal ini mereka tegaskan, melihat hasil investigasi dari Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil yang menemukan banyak kejanggalan dalam Tragedi Kanjuruhan ini.

Baca Juga

"Peristiwa kekerasan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan dugaan kejahatan yang terjadi secara sistematis, yang tidak hanya melibatkan pelaku lapangan!" tulisnya.


1. Aktor Lain dalam Tragedi Kanjuruhan

Patung Singa Tegar Jawara jadi pusat jujukan warga untuk mengenang tragedi Kanjuruhan. Foto: Ian Setiawan/INDOSPORT

Ada 12 temuan dalam perjalanan investigasi Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil pada Tragedi Kanjuruhan, yang dijelaskan oleh Kontras melalui laman Twitter-nya.

Saat proses investigasi, Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil dan Kontras tentu bertemu dengan sejumlah saksi, termasuk korban dan keluarga korban Kanjuruhan.

Baca Juga

"Ada yang mengalami gegar otak, luka memar bagian muka dan tubuhnya, ruam merah di muka, hingga trauma yang berat akibat peristiwa kekerasan yg telah terjadi."

Salah satu temuannya adalah kejanggalan aparat keamanan, sudah menyiapkan gas air mata sebelum pertandingan selesai.

"Saat pertengahan babak kedua, terdapat mobilisasi sejumlah pasukan membawa gas air mata, padahal tidak ada ancaman atau potensi gangguan keamanan saat itu."

Baca Juga

"Diketahui, aparat kepolisian juga ikut melakukan penembakan gas air mata kepada para suporter yang berada di luar stadion," lanjut Kontras dalam cuitannya.

"Tindak kekerasan yang dialami para suporter, tidak hanya dilakukan oleh anggota Polri, tetapi juga dilakukan oleh prajurit TNI dengan berbagai bentuk seperti menyeret, memukul, dan menendang."

Baca Juga

"Tim menilai telah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan secara sengaja & sistematis oleh aparat keamanan, dengan tidak hanya aktor lapangan saja, yang telah ditetapkan tersangka oleh aparat kepolisian," tulisnya.

"Tetapi ada aktor lain, dengan posisi lebih tinggi yang seharusnya ikut bertanggung jawab," tutup Kontras dalam cuitannya.


2. 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita. Foto: Arif Rahman/Indosport.com

Kompetisi Liga 1 2022/2023 pekan ke-11 berubah menjadi tragedi. Hal ini berawal dari kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya di Kanjuruhan, Sabtu (1/10/22).

Setidaknya ada 131 orang meninggal dunia setelah pertandingan, ada yang karena kehabisan nafas usai terpapar gas air mata, hingga terhimpit dan terjepit di pintu keluar.

Setelah melakukan penyelidikan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lewat tim pencari fakta independen merilis enam tersangka, pada Kamis (6/10/22) malam.

Enam tersangka itu adalah Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita, juga Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC Abdul Haris.

Lalu Security Officer Suko Sutrisno, Komandan Kompi III Brimob Polda Jatim AKP Hasdarman, Kabag Ops Polres Malang Wahyu SS, Kasat Samapta Polres Malang Ajun Kompol Bambang Sidik Achmadi.

Persebaya SurabayaKanjuruhanAremaniaAremaPolisiLiga IndonesiaStadion KanjuruhanArema FCTragedi Kanjuruhan

Berita Terkini