x

Jadi Apa Habis Ketum PSSI? Edy Rahmayadi, Duluan Cabut demi Pilkada Sumut

Minggu, 26 Februari 2023 13:30 WIB
Editor: Juni Adi
Gubernur Sumut sekaligus Pembina PSMS, Edy Rahmayadi.

INDOSPORT.COM Edy Rahmayadi menjadi salah satu ketua umum PSSI yang meninggalkan jabatannya lebih cepat lantaran terpilih menjadi Gubernur usai ikut Pilkada.

Pasca sanksi FIFA dan pembekuan Kemenpora dicabut pada tahun 2016, PSSI kembali menggelar kongres luar biasa (KLB) pada 10 November 2016.

Berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, nama yang lahir menjadi ketua umum PSSI adalah Edy Rahmayadi. Ia mendapatkan dukung 76 suara. Di urutan kedua ada Moeldoko dengan 23 suara. 

Sedangkan kandidat lain, Eddy Rumpoko, hanya mendapat satu suara. Tujuh suara dari total 107 suara dinyatakan tidak sah.

"Dengan ini, hasil saya nyatakan sah," kata Ketua Komite Pemilihan PSSI, Agum Gumelar, Kamis ini.

Baca Juga

Edy Rahmayadi menjadi ketua umum PSSI selanjutnya dari kalangan militer, lantaran saat terpilih menjadi dirinya masih menjabat sebagai Pangkostrad TNI AD.

Tak heran jika banyak urusan sepak bola banyak berpusat di Markas Kostrad berada di Jl. Merdeka Timur No. 03 Jakarta Pusat, salah satunya penjualan tiket babak final Piala AFF 2016.

Baca Juga

Ya, di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI yang baru, sepak bola Indonesia langsung dibuat bergairah pasca mati suri akibat sanksi.

Timnas Indonesia senior lolos ke final Piala AFF 2016 usai mengalahkan Vietnam di babak semifinal.

Pencapaian itu disambut meriah oleh publik sepak bola nasional, karena performa tim besutan Alfred Riedl sangat menjanjikan sepanjang turnamen.

Namun di final Skuad Garuda harus takluk dari tim kuat Thailand. Berlangsung dalam dua leg, Timnas Indonesia sempat unggul 2-1 di leg pertama, tetapi kalah 2-0 di leg kedua.

Alhasil Timnas Indonesia belum mampu memutus rangkaian puasa gelar di ajang internasional. 

Baca Juga

1. Sepak Bola Indonesia Berjalan Baik Lagi

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi

Usai gelaran Piala AFF 2016, PSSI dibawah komando Edy Rahmayadi menunjukan keseriusannya membawa maju sepak bola Indonesia.

Buktinya, di masa kepengurusan dia, kompetisi sepak bola muda kembali berjalan untuk memberikan daya saing dan mengasah kemampuan para bibit muda, yang bermuara tentu ke Timnas Indonesia.

Pada musim 2018/19 ini, PSSI telah melangsungkan dua kompetisi usia muda, yakni Liga 1 U-16 2018, dan Liga 1 U-19 2018. Dua kompetisi ini pun jadi ajang yang bagus untuk membina talenta bibit-bibit muda pemain Indonesia.

Tidak hanya memperbaiki struktur kompetisi, Edy Rahmayadi juga berani membawa pelatih kelas dunia untuk menangani timnas Indonesia.

Pada tahun 2017, Luis Milla resmi ditunjuk melatih Timnas Indonesia. Sosoknya memang asing tetapi prestasinya cukup mendunia, yakni pernah membawa timnas Spanyol U-21 juara Eropa dan melahirkan banyak bintang muda salah satunya David de Gea.

Baca Juga

Selain menangani Timnas senior, Milla juga melatih Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, lalu.

Salah satu prestasi yang hadir setelah kompetisi usia muda bergerak, timnas Indonesia U-16 menjadi juara Piala AFF U-16 2018.

Baca Juga

Saat itu, timnas U-16 yang berada di bawah asuhan Fakhri Husaini sukses naik podium juara usai menumbangkan Thailand lewat babak adu penalti.

Itu jadi prestasi yang baik bagi sepak bola Indonesia yang haus dahaga merasakan euforia prestasi. Di tengah-tengah kinerja masa jabatannya, Edy Rahmayadi membuat keputusan kontroversial.

Duluan Cabut Usai Jadi Gubernur Sumut

Edy Rahmayadi maju menjadi dalam Pilkada 2018 sebagai calon Gubernur Sumater Utara. Ia mengaku telah mendapat dukungan dari empat partai saat itu.

Baca Juga

"Partai saya itu Hanura, Gerindra, PKS, dan PAN," kata Edy, di Markas Divisi Infantri 1 Kostrad Cilodong, Depok, Rabu, 20 Desember 2017.

Maju Pilkada 2018, Edy Rahmayadi lantas mengajukan surat pensiun dini sebagai anggota TNI yang ditunjukan kepada Jenderal TNI, Gatot Nurmantyo.

Edy Rahmayadi dengan wakil Musa Rajekshah, berhasil memenangkan Pilkada Sumatera Utara 2018, dengan perolehan 3.291.137 suara atau 57,58 persen.

Pasangan Edy-Musa pun ditetapkan sebagai Gubernur Sumut terpilih oleh KPU Sumut, mengalahkan duet Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.

Setelah menjadi Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi memutuskan mundur dari kursi ketua umum PSSI meski masa baktinya belum selesai.

Edy Rahmayadi mengumumkan keputusannya dalam Kongres PSSI tahun 2019 yang tengah berlangsung di Nusa Dua, Bali. Ia mengklaim mengambil langkah itu untuk kepentingan PSSI.

"Demi PSSI berjalan dan maju, makanya saya nyatakan saya mundur dari Ketum PSSI," ujar mantan Pangkostrad itu.

"Ini semua saya lakukan dalam kondisi sehat walafiat. Saya mundur, karena saya bertanggung jawab," ucapnya menambahkan.

Sebelum pengunduran diri Edy, PSSI dirundung isu pengaturan skor. Sejumlah pejabat teras PSSI ditangkap karena diduga terlibat dalam kasus suap pertandingan saat itu.

FIFAPSSITimnas IndonesiaLuis MillaEdy RahmayadiKetua Umum PSSI

Berita Terkini