x

Israel dan Palestina ‘Berdamai’ di Sepak Bola, Indonesia Kok Malah Ribut-ribut?

Rabu, 29 Maret 2023 18:30 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Indonesia tengah disibukkan dengan isu Israel-Palestina jelang Piala Dunia U-20 2023, tetapi faktanya, dua negara itu justru ‘berdamai’ di lapangan hijau. (Foto: REUTERS/Toby Melville)

INDOSPORT.COM – Sepak bola Indonesia tengah disibukkan dengan isu Israel-Palestina jelang Piala Dunia U-20 2023. Faktanya, dua negara itu justru "berdamai" di lapangan hijau.

Keributan ini lahir karena adanya pro dan kontra yang ada di kalangan masyarakat Tanah Air terhadap kehadiran Israel ke Indonesia.

Israel akan hadir ke Indonesia karena berhasil lolos ke Piala Dunia U-20 2023, usai berhasil menjadi semifinalis Euro U-19 2022 lalu.

Bakal hadirnya negara dengan bendera simbol bintang Daud tersebut pun mendapat tentangan dari sebagian masyarakat di Nusantara.

Tak hanya masyarakat, beberapa sendi pemerintahan pun menolak kehadiran Israel yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) serta tak adanya pengakuan akan eksistensi negara itu.

Baca Juga

Dari kubu pemerintahan ini, penolakan datang dari Gubernur Bali selaku tuan rumah drawing Piala Dunia U-20 2023 dan Gubernur Jawa Tengah.

Tak hanya berdasarkan UUD 1945, penolakan ini juga dikarenakan dukungan terhadap Palestina yang mengalir dari sebagian masyarakat Indonesia.

Baca Juga

Hadirnya penolakan ini pun mendapat tentangan dari berbagai pihak yang menganggap kehadiran Israel ke Indonesia hanya untuk Piala Dunia U-20 2023.

Di tengah keributan perkara Israel-Palestina ini, faktanya dua negara itu ternyata "berdamai" di sepak bola atau lapangan hijau. Justru di Indonesia hal ini menjadi masalah menjelang Piala Dunia U-20.

Lalu, apa saja bukti bahwa Israel-Palestina "berdamai" di sepak bola yang bisa saja menampar masyrakat Indonesia atas konflik yang ada di antara keduanya?

Baca Juga

1. Damai di Lapangan Hijau

Lambang bendera Israel dan warna bendera Palestina. (Foto: REUTERS/Toby Melville)

Sadar atau tidak, perkara konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama ini, sama sekali tak menyentuh ranah sepak bola atau olahraga pada umumnya.

Hal ini terlihat dari banyaknya pemain Israel dan Palestina yang bermain di liga dari masing-masing negara tersebut.

Tak percaya? Di liga Palestina atau yang biasa disebut West Bank Premier League, ada beberapa pemain Israel yang bermain di dalamnya.

Sebagai contoh ada Musa Tarabin yang kini bermain di Al-Khaleel SC. Sebelumnya ada Muhammad Biadsa yang juga bermain di klub itu.

Lalu ada pula pemain Palestina yang bermain di Israel. Sebagai contoh Mohammed Abu Ras yang kini tercatat bermain di Ramat haSharon yang berkiprah di Liga Leumit atau Liga Israel.

Baca Juga

Selain itu, Israel dan Palestina beberapa kali bertanding meski situasi politik keduanya yang rumit. Terakhir kali keduanya bertemu dan bertanding pada 2019.

Meski faktanya tak banyak pemain muslim di Israel karena perbedaan ideologi dan politik, ada beberapa pemain Muslim yang pernah membela Timnas Israel.

Baca Juga

Sebelumnya ada Abbas Suan dan Walid Badir. Terbaru bahkan Timnas Israel dikapteni oleh Bibras Natkho yang merupakan pesepak bola Muslim dan baru saja pensiun saat Kualifikasi Euro 2024 melawan Swiss, (29/03/23)

Bahkan, ada pula klub yang didirikan agar kaum Muslim dan Yahudi bisa bermain bersama, yakni Bnei Shakhnin dan Hapoel Bueine.

Nama pertama bahkan bisa menjuarai Piala Negara pada 2004 silam yang seakan menjadi simbol bahwa perdamaian antara dua negara itu bisa terwujud.

Baca Juga

2. Timnas Palestina Dilatih Orang Israel

Para pemain Indonesia U-23 dan Palestina U-23 melakukan viking clap usai pertandingan

Di sisi lain, Palestina yang telah memperoleh keanggotaan FIFA sejak 1998 kerap berkecimpung di event-event internasional, terutama di region Asia.

Dalam sejarah Timnas Palestina ini, ternyata tim ini pernah dilatih oleh orang Israel, yakni Azmi Nassar yang juga beragama Kristen.

Saat itu, ia menjabat sebagai pelatih Palestina sebanyak dua kali, yakni pada 2001 dan tahun 2005 dalam rentang waktu yang tak lama.

Meski masa jabatannya tak berlangsung lama, tapi ditunjuknya Azmi Nassar sebagai pelatih Palestina menjadi tanda bahwa hubungan kedua negara di lapangan hijau baik-baik saja.

Terlepas dari fakta-fakta yang ada, situasi politik memang memaksa Israel-Palestina sulit bekerja sama dalam perihal sepak bola.

Kritikan yang datang dari luar membuat banyak pemain Muslim jarang bermain di Israel karena situasi politik tersebut.

Meski demikian, ada pula penghargaan terhadap pemain Muslim yang mau bermain di Israel karena dianggap inspirasi perdamaian di tengah konflik Israel-Palestina. 

IndonesiaIsraelPalestinaIn Depth SportsPiala Dunia U-20 2023

Berita Terkini