Apa Kabar Rahadewi Neta? Wasit Wanita Indonesia Pertama yang Tembus Olimpiade

Sabtu, 19 Oktober 2019 15:31 WIB
Penulis: Martini | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Apa kabar Rahadewi Neta? Wasit wanita Indonesia pertama yang tembus Olimpiade, dan kini mengikuti seleksi untuk menjadi wasit taekwondo di Olimpiade Tokyo 2020.

Rekor menakjubkan ditorehkan oleh srikandi Indonesia dari cabang olahraga taekwondo, Rahadewi Neta.

Tak tanggung-tanggung, ia mencetak rekor sebagai wanita Indonesia pertama yang tembus ke Olimpaide Rio de Janeiro, Brasil, tahun 2016 lalu, di mana ia berperan sebagai wasit untuk cabang taekwondo.

Pencapaian Rahadewi Neta tersebut memang melalui proses yang cukup panjang. Sebelum resmi menjadi wasit olimpiade, Neta, sapaan akrabnya, sudah merintis karir sebagai wasit internasional sejak beberapa tahun sebelumnya.

Namun, setelah sukses membawa nama Indonesia dalam jajaran wasit olimpiade, kiprah Rahadewi Neta tak hanya sampai di situ saja. Ia masih terus melenggang di berbagai kompetisi taekwondo nasional maupun internasional.

“Keseharian saya, kalau untuk wasit sendiri rutin mengisi saat ada pertandingan nasional. Kalau di internasional, sebulan bisa dua kali atau satu kali. Kalau sehari-hari ngelatih sih, kalau nggak ada pertandingan,” ungkap Rahadewi Neta kepada awak media olahraga INDOSPORT.

Setelah sukses mencapai prestasi tertinggi di dunia olahraga, Neta pun masih terus mendulang penghargaan setelah Olimpiade Brasil 2016.

“Tahun 2018 saya tugas lagi di Kejuaraan Dunia Junior di Tunisa. Masih tahun 2018, saya jadi best referee di China Open. Lalu, tahun 2019 di Malaysia Open, juga saya jadi best referee.”

Kini, perempuan asal Surabaya itu kembali melirik peluang untuk menjadi wasit taekwondo di Olimpiade Tokyo 2020. Namun, ia masih harus melalui serangkaian seleksi terlebih dahulu.

“Oktober kemarin tes event Olimpiade Tokyo. Jadi test event itu seperti persiapan venue, persiapan panitia, tes peralatan juga. Wasit-wasit ditugaskan untuk tes event Olimpaide Tokyo, sekaligus untuk proses seleksi.”

“Jadi, kita masih diseleksi sampai April, bertepatan sama kualifikasi pra-olimpiade zona Eropa. Sekarang masih top 50, dibuang 20 orang, jadi nanti tinggal top 30 yang bertugas di olimpiade,” jelasnya.

Sayangnya, kiprah luar biasa yang dicapai oleh Rahadewi Neta justru luput dari perhatian pemerintah. Bahkan, untuk transportasi dan akomodasi selama bertugas di luar negeri, Neta harus merogoh kocek pribadi.

“Sementara ini untuk wasit belum ada (bantuan pemerintah), untuk terbang-terbang itu pakai biaya pribadi, tapi untuk akomodasi di sana ditanggung panitia,” tutup Rahadewi Neta.