Penina Nanlohy, Kartini Tangguh di Dunia Tinju Indonesia

Minggu, 21 April 2019 21:10 WIB
Penulis: Sudjarwo | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Penina Nanlohy
Penina Nanlohy atau yang akrab disapa Mama Nopen, sang pelatih tinju wanita asal Papua. Copyright: © Penina Nanlohy
Penina Nanlohy atau yang akrab disapa Mama Nopen, sang pelatih tinju wanita asal Papua.

INDOSPORT.COM - Perjuangan seorang RA Kartini untuk menyetarakan posisi kaum perempuan dan laki-laki masih terus berlanjut hingga saat ini, dengan munculnya Kartini-kartini lain di seantero Indonesia.

Salah satunya yakni Penina Nanlohy atau yang akrab disapa Mama Nopen. Seorang ibu berusia 51 tahun ini sudah memiliki nama yang cukup tersohor setelah profilnya dibahas tuntas di sebuah program talk show salah satu televisi swasta bertajuk Kick Andy.

Mama Nopen begitu menyita perhatian lantaran profesinya yang berbanding terbalik dengan status gendernya, yakni menjadi seorang pelatih tinju.

Lewat tangan dinginnya, ia berhasil mengorbitkan sejumlah petinju-petinju berbakat Papua melalui Sasana Okaba binaannya.

Ia pun masih dipercayakan untuk mengemban tugas sebagai pelatih tinju tim Papua dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX mendatang. Tugas yang sudah dijalaninya sejak beberapa tahun terakhir.

"Di hari Kartini ini menurut saya bagaimana perempuan sekarang harus bisa menyikapi dunia yang sudah serba canggih dan menurut saya pun tidak ada beda kaum wanita dan laki-laki di zaman sekarang, contoh seperti saya ini," ujar Mama Nopen saat dihubungi awak portal berita olahraga INDOSPORT, Minggu (21/04/19).

Ya, meski harus memenuhi kewajibannya seperti kebanyakan Ibu rumah tangga lainnya, Mama Nopen juga mampu menjalankan profesi yang digeluti oleh kaum pria. 

Bahkan tak hanya di ring tinju saja, Mama Nopen pun pernah menjadi pelatih sepak bola, wasit sepak bola, wasit basket, pelatih angkat besi hingga membentuk sanggar musik di kampung halamannya di Distrik Okaba, Kabupaten Merauke.

Semua profesi itu digelutinya bukan untuk mencari ketenaran, tapi karena kepeduliannya terhadap dunia olahraga dan juga ketergerakan hatinya untuk membuktikan bahwa kaum perempuan bukan makhluk yang lemah.

"Saya berusaha untuk menunjukkan bahwa perempuan itu juga bisa di segala sektor dan bukan di satu bidang saja. Walaupun itu suatu pekerjaan yang sulit," ungkapnya.

Karena kemampuannya sebagai seorang pelatih yang mampu melahirkan petinju-petinju handal, Mama Nopen pun kini mendapatkan tawaran tugas yang lebih tinggi, yakni menahkodai tim tinju Indonesia untuk ajang SEA Games 2019 di Filipina.

Namun tawaran tersebut masih dipertimbangkannya, mengingat ia juga tengah disibukkan dengan agenda pemusatan latihan tim tinju Papua yang akan menghadapi PON XX tahun 2020 mendatang.

"Sampai saat ini saya masih mempertimbangkan itu, karena status saya yang juga masih melatih tim tinju Papua," akunya.

Di hari Kartini ini, potret seorang Mama Nopen telah benar--benar merepresentasikan kebangkitan emansipasi wanita. Ia telah mengajarkan bagaimana kaum perempuan tidak hanya duduk menghabiskan waktunya di dalam dapur, namun juga bisa berguna bagi bangsa dan negara.

"Di dunia tinju ini saya tidak hanya mendidik atlet untuk berprestasi di dunia tinju saja, tetapi juga bisa berprestasi di luar ring. Agar mereka bisa menggunakan talenta yang mereka punya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara, melayani Tuhan dan juga punya pekerjaaan tetap, karena itu bisa jadi bekal untuk generasi berikutnya," pungkasnya.