x

4 Konspirasi di Ajang Piala Dunia: dari Kisah Korea Selatan hingga Brasil ‘Jual’ Gelar

Rabu, 21 September 2022 15:35 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Trofi Piala Dunia 2022 di Qatar

INDOSPORT.COM – Berikut 4 konspirasi yang pernah tercipta di Piala Dunia jelang bergulirnya ajang empat tahunan itu di Qatar pada tahun 2022 ini.

Dalam waktu dekat, seluruh penikmat sepak bola dunia akan disuguhkan dengan ajang bergengsi bertajuk Piala Dunia 2022.

Baca Juga

Ajang ini merupakan ajang empat tahunan yang banyak dinanti-nanti. Pasalnya, negara-negara dan bintang-bintang dari seluruh dunia akan bertanding di ajang ini.

Untuk edisi 2022 ini, pesta sepak bola terakbar tersebut akan digelar di Qatar. Karenanya, gelaran ini sedikit berbeda dari gelaran-gelaran sebelumnya.

Jika Piala Dunia sebelumnya digelar di musim panas atau akhir kompetisi, untuk Piala Dunia 2022 ini akan digelar di musim dingin atau di tengah-tengah kompetisi.

Baca Juga

Hal ini lantaran Qatar merupakan negara tropis. Sehingga jika digelar di musim panas, hal ini akan memberikan efek ke para pemain di lapangan.

Sehingga, untuk edisi 2022 ini, FIFA selaku penyelenggara menggelar ajang Piala Dunia 2022 Qatar di bulan November hingga Desember, yang bertepatan dengan musim dingin.

Terlepas dari hal tersebut, gelaran Piala Dunia selalu menghadirkan kisah unik di dalamnya. Salah satunya adalah soal konspirasi yang hadir di ajang empat tahunan itu.

Baca Juga

Sejak dimulai pada 1930, Piala Dunia selalu dikaitkan dengan teori-teori konspirasi yang hingga saat ini belum diketahui kebenarannya.

Apa saja teori konspirasi yang pernah tercipta di Piala Dunia? Berikut ulasannya.


1. Teori Konspirasi di Piala Dunia

Selebrasi pemain KoreanSelatan, Ahn Jung-Hwang usai menjebol gawang Italia di Piala Dunia 2002

1. Piala Dunia 1958 Tak Digelar di Swedia

Pada edisi 1958 lalu, Piala Dunia disebut-sebut digelar di Swedia. Pada edisi tersebut, Brasil yang dibela oleh Pele berhasil menjadi kampiun.

Terlepas dari aksi heroik Pele bagi Brasil, penyelenggaraan Piala Dunia 1958 melahirkan teori konspirasi di masyarakat umum.

Baca Juga

Dalam teori konspirasi yang beredar, disebutkan bahwa Piala Dunia 1958 sebenarnya tak digelar di Swedia, melainkan di Amerika Serikat.

Diklaim oleh sejarawan Swedia, Bar Jacques de Waern, Piala Dunia 1958 adalah bagian uji coba CIA untuk menguji program televisi.

2. Kelolosan Korea Selatan di Piala Dunia 2002

Pada Piala Dunia 2002 lalu yang digelar di Asia untuk pertama kalinya, Korea Selatan menciptakan sejarah dengan lolos ke semifinal.

Korea Selatan, selaku tuan rumah bersama Jepang, berhasil ke semifinal usai mengalahkan tim-tim unggulan seperti Italia dan Spanyol.

Baca Juga

Namun kisah Cinderella Korea Selatan di Piala Dunia 2002 ini melahirkan teori konspirasi, di mana FIFA mendukung Taeguk Warriors melangkah jauh agar Piala Dunia 2002 berlangsung meriah.

Teori ini makin diperkuat dengan keputusan wasit di babak 16 besar Piala Dunia 2002 yang merugikan Italia dan malah menguntungkan Korea Selatan.


2. Konspirasi Lainnya

Legenda Prancis, Zinedine Zidane, mencetak gol ke gawang Brasil dalam pertandingan final Piala Dunia, 12 Juli 1998.

3. Brasil Merelakan Gelar

Pada Piala Dunia 1998 silam, Brasil berhasil lolos ke babak final dan bertemu tuan rumah Prancis. Di final tersebut, Selecao pun harus menyerang 0-3.

Kekalahan ini pun dianggap aneh, sehingga muncul teori konspirasi bahwa Brasil sengaja kalah di final. Pasalnya, saat itu Selecao dihuni pemain-pemain kelas wahid bila dibandingkan Prancis.

Baca Juga

Teori ini dibarengi dengan fakta bermainnya Ronaldo di final. Padahal sebelum pertandingan, ia sempat mengalami kejang dan tengah dalam kondisi tidak fit.

Untuk hal ini, muncul teori konspirasi bahwa Ronaldo dipaksa bermain oleh sponsornya, Nike, agar bisa menyaingi pamor sponsor Zinedine Zidane, Adidas.

4. Kerjasama Inggris-Jerman di Piala Dunia 1966

Teori konspirasi pun muncul di Piala Dunia 1966 yang melibatkan kerjasama dua musuh bebuyutan, yakni Inggris dan Jerman.

Teori konspirasi menyeret dua negara yang bermusuhan ini agar Argentina dan Uruguay, yang akan bertemu Inggris dan Jerman, tersingkir di perempat final.

Baca Juga

Saat itu, wasit Jerman yang memimpin laga Inggris vs Argentina mengeluarkan 1 kartu merah untuk Argentina, sedangkan wasit Inggris yang memimpin laga Jerman vs Uruguay mengeluarkan 3 kartu merah untuk Uruguay.

Karena keputusan dua wasit tersebut, Argentina dan Uruguay pun tersingkir, sehingga Inggris dan Jerman ke semifinal dan bertemu di final.

JermanFIFABrasilPiala DuniaQatarKorea SelatanPiala Dunia 2022Piala Dunia 2002Timnas InggrisPiala Dunia 1966Bola InternasionalPiala Dunia 1958Piala Dunia 1998One Football

Berita Terkini