eSports

Analisis Hasil Final MPL Invitational: Kejeniusan Alter Ego Buat Indonesia Berpesta

Senin, 7 Desember 2020 07:38 WIB
Editor: Coro Mountana
© revivalpedia
Logo Alter Ego, tim Esports. Copyright: © revivalpedia
Logo Alter Ego, tim Esports.
Kejeniusan Alter Ego Berujung Pesta bagi eSports Indonesia

Sejak di game pertama, Bren eSports yang begitu percaya diri langsung mengambil banyak hero ringkih seperti Luo Yi, Pharsa, dan Benedetta. Tapi tentu Bren eSports berani setelah melakukan banned pada hampir semua hero Leomurphy yang merupakan tank dari Alter Ego. 

Hal itu memaksa Leomurphy harus sampai harus memakai fighter Silvana untuk menjadi tank. Ternyata Bren eSports salah perhitungan, Leomurphy malah sangat bersinar ketika memakai Silvana sehingga membuat permainan berani Bren eSports jadi back fire. 

Sebaliknya, Benedetta yang dipakai Karltzy malah menjadi blunder karena tugas yang ia emban biasanya sebagai sidelander kini juga harus menjadi hypercarry Bren eSports. Tak pelak semua taktik Bren eSports berantakan di game pertama. 

Pada game kedua, Bren eSports memilih untuk tidak fokus pada mematikan hero pilihan Leomurphy karena sadar itu tak ada gunanya. Namun ternyata itu menjadi blunder juga karena Leomurphy yang menggunakan Jawhead sukses menahan semua serangan Bren eSports. 

Semakin menyedihkan bagi Bren eSports karena ketika mereka menyerang, ada Ahmad Alter Ego yang menggunakan Chou menyerang dari belakang. Alhasil Bren eSports tak kuasa menahan serangan balik Alter Ego dari depan dan belakang. 

Di game penentuan, Bren eSports mencoba untuk bermain lebih cerdas dengan langsung menyerang Celiboy yang merupakan hypercarry Alter Ego. Hasilnya pun lumayan early game sempat dikuasai Bren eSports. 

Namun seperti sudah memprediksi apa yang akan terjadi, Alter Ego sudah mengantisipasinya dengan memainkan hero dengan mekanisme yang baik dalam bertahan. Maksudnya adalah hero yang bisa membersihkan minions dengan cepat seperti Wan-wan, Claude dan Pharsa. 

Sehingga ketika Bren eSports memaksa untuk menyerang ke pertahanan Alter Ego, selalu kehabisan bala bantuan minions akibat sudah dihabisi oleh Wan-wan, Claude dan Pharsa. Untuk menjalankan taktik itu, Udil yang bermain sebagai Pharsa sampai harus memakai item Enchanted Talisman. 

Agar ia bisa spam skill membersihkan minions musuh dengan cepat. Pada akhirnya kedudukan imbang dan Alter Ego bisa menguasai jalannya game ketiga hingga menjadi juara. 

Secara keseruhan, Alter Ego benar-benar jenius, ibaratkan main catur, mereka seperti selalu selangkah di depan Bren eSports. Jadi apapun yang dilakukan Bren, Alter Ego sudah tahu cara mengatasinya. 

Selain itu, Alter Ego seperti menciptakan meta baru dengan bermain 3 core seperti yang ditunjukan pada game ketiga. Di mana ada Claude (Celiboy), Bendetta (Ahmad) dan Wan-wan (Pai) yang masing-masing menguasai tiga lane di Mobile Legends. 

Asal ditunjang mekanik yang baik dari para playernya, niscaya tiga lane yang ada di lane of dawn bisa didominasi oleh Alter Ego. Jangan lupa juga ada Udil yang selalu menjaga Celiboy sehingga hypercarry Alter Ego itu tak mudah untuk diculik. 

Pada akhirnya, setelah RRQ Hoshi menciptakan meta 2 core, kini Alter Ego datang dengan meta 3 core, 1 tank dan 1 support. Kejeniusan menciptakan meta baru dan bisa memprediksi langkah lawan menjadi kunci Alter Ego membuat dunia Mobile Legends Indonesia berpesta lagi.