Wawancara Khusus

Bayu Saptaji, 'Menembus Batas Tradisi'

Kamis, 14 Mei 2015 12:46 WIB
Penulis: Binsar Marulitua | Editor: Joko Sedayu
 Copyright:
Motivasi Berkarier

INDOSPORT: Punya alasan emosional hingga memilih futsal daripada sepakbola konvensional?

Bayu: Sebenernya semua dari sang almarhum, ayah saya sendiri. Sang almarhum semula sangat menginginkan mempunyai anak yang bisa bermain sepakbola atau futsal profesional bahkan timnas.

INDOSPORT: Pernah merasa frustasi menjadi pemain futsal ?

Bayu: Ini hal yang membuat saya sedih. Awalnya dalam meniti karir, saya seperti gagal bersaing, saya selalu di bangku cadangkan. Terlebih sang almarhum ayah selalu menonton saya bermain. Waktu itu saya belumbisamemberikan hal yang terbaik untuk ayah.

INDOSPORT: Bagaimana caranya memotivasi diri, terutama mengatasi kegagalan?

Bayu: Ya, intinya jangan pernah putus asa, ketika saya gagal saya merasa harus bangkit kembali. Saya yakin Allah tidak pernah tidur, kalau usaha sudah dibarengi dengan doa yang semaksimal, Insha Allah semua kita cita-cita akan tercapai.

INDOSPORT: Hal yang paling berkesan selama meniti karier di futsal dan Timnas?

Bayu: Ya, ketika menjadi pemain futsal pertama yang menuju internasional, terutama ketika menjuarai kompetisi futsal di China bersama Yuan Dynasti, terlebih saya bisa mengajak ibu ke China. Kalau di Timnas saya bangga ketika bisa menjadi juara pada MNC Cup di Jakarta.

INDOSPORT: Harapan ke depannya dengan profesi futsal?

Bayu: Saya ingin meningkatkan pengetahuan saya di dunia futsal dan belajar lebih dalam lagi. Supaya bisa meningkatkan prestasi baik di karier klub dan timnas futsal.

1