Dobrak Tabu, Wanita Irak Mulai Bergelut di Ajang Gulat

Jumat, 16 November 2018 14:37 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Reuters
Wanita Irak yang ikut olahraga gulat untuk mendobrak tradisi Copyright: © Reuters
Wanita Irak yang ikut olahraga gulat untuk mendobrak tradisi

INDOSPORT.COM – Kaum wanita di Irak mulai berupaya untuk mendobrak tradisi kuno yang membatasi ruang gerak mereka di bidang olahraga. Kali ini tak tanggung-tanggung, mereka mencoba olahraga gulat.

Gulat gaya bebas atau dikenal dengan wrestling bisa dikatakan sebagai perkelahian terberat dalam dunia bela diri. Di Irak sendiri, olahraga ini sejatinya hanya bisa diikuti oleh kaum pria, namun masih tabu bagi kaum wanita.

Namun Federasi Gulat Irak (IWF) melakukan upayanya yang pertama kali sejak 2012 untuk mengembangkan gulat perempuan. Kini mereka memulai kembali aktivitasnya yang sudah dimulai sejak 2016 silam.

Nihaya Dhaher Hussein, selaku pelatih gulat di Diwaniya bahkan rela menggerakkan massa wanita di lingkungan sekitarnya untuk berlatih, dan meyakinkan keluarga agar putri, saudara perempuan atau istri mereka untuk berolahraga gulat.

“Seorang wanita gulat masih asing bagi masyarakat konservatif seperti kami,” katanya dikutip dari Reuters.

“Idenya sulit diterima. Sangat sulit untuk merekrut gadis dan meyakinkan keluarga mereka.”

© Reuters
Wanita Irak yang ikut olahraga gulat untuk mendobrak tradisi Copyright: ReutersWanita Irak yang ikut olahraga gulat untuk mendobrak tradisi

“Saya bahkan diancam saudara atlet asuhan secara verbal, yang melecehkan dan mencoba memukul saya. Sangat sulit membawa mereka ke tempat latihan dan memulangkannya ke rumah,” lanjutnya.

Salah satu atlet mereka, Alia Hussein, yang berusia 26 tahun bahkan pernah berprestasi pada bulan September lalu dengan menyabet medali perak dalam kategori freestyle 75 kg di acara regional di Lebanon dan emas di turnamen lokal di Baghdad.

Sebelumnya, IWF pernah membentuk klub gulat di daerah Diwaniya, namun terpaksa dibubarkan pada tahun 2012 karena masyarakat mengeluhkan olahraga itu menyimpang dari tradisi dan budaya lokal.

Padahal kala itu mereka sudah berhasil merekrut 70 pegulat perempuan yang tergabung di 15 klub di seluruh negeri.

Mereka bahkan menerima pembayaran 84 dolar AS (Rp1,2 juta) per bulan, tetapi terhenti selama tiga bulan terakhir karena IWF sedang memangun aula gulat baru di Baghdad.

Terus Ikuti Berita Gulat Lainnya Hanya di INDOSPORT