In-depth

Air Mata Akhir Hayat Atlet Kesayangan Ir. Soekarno

Minggu, 7 Januari 2018 16:42 WIB
Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
© Kesuma Ramadhan/INDOSPORT
Sarjit Singh, putra dari pelari Indonesia Gurnam Singh. Copyright: © Kesuma Ramadhan/INDOSPORT
Sarjit Singh, putra dari pelari Indonesia Gurnam Singh.
Dikecewakan Sesama Orang Medan

Ingatan Sarjit melayang ke tahun 2005. Saat itu Menpora dijabat Bapak Adhyaksa Daud dan dia membuat program yang dulunya dikenal dengan nama Adhyaksa Daud. Di mana program tersebut merupakan santunan satu unit rumah kepada atlet berprestasi yang telah mengharumkan nama bangsa. 

"Dari Sumut ada dua nama yang berhak mendapatkannya, yakni bapak saya, Gurnam Singh dan Sanusi Pane. Nama tersebut diumumkan 2007 akhir, ketika bapak saya tak lagi ada di dunia," terang Sarjit.

Sarjit lalu mencari tahu informasi tersebut dengan mendatangi Dispora Sumut yang saat itu Kadisnya masih dijabat Harjoni Munir dan KONI Sumut, ketuanya Gus Irawan. Saat itu dirinya disarankan untuk langsung ke Kemenpora. Bermodalkan uang satu juta bantuan dari kedua orang tersebut, Sarjit berangkat ke Jakarta.

"Di Kemenpora saya disambut Deputinya saat itu. Ada empat deputi, salah satunya Djohar Arifin. Nah karena bapak saya sudah meninggal bantuan itu pun batal. Namun, saat itu kami sebagai keluarga Gurnam ditawarkan bantuan Rp30 juta sebagai pengganti santunan dengan catatan melalui proses pengajuan terlebih dahulu. Tapi saat itu langsung ditolak pak Djohar Arifin dengan alasan kalau Gurnam sudah sering mendapat bantuan pemerintah," terangnya.

Kontan sikap Djohar yang notabene asli orang Medan itu membuat dirinya kecewa bukan kepalang.

"Saat itu ada rencana bantuan dari Menpora yang batalin pak Djohar Arifin. Saya berani tanggung jawab dengan omongan saya. Yang saya herankan kenapa justru orang Medan yang membatalkan," sebutnya. 

Dengan penuh kekecewaan, Sarjit pun kembali ke Medan bermodalkan uang bantuan dari para Deputi.

1