3 Kisah Heroik Atlet Indonesia di Kancah Internasional

Minggu, 22 Februari 2015 10:04 WIB
Penulis: Yohanes Ishak | Editor: Joko Sedayu
© Ratno Prasetyo/INDOSPORT
 Copyright: © Ratno Prasetyo/INDOSPORT
Syamsul Anwar Harahap

Dia lebih dikenal dengan nama Syamsul Anwar, mungkin hanya sedikit kalangan yang mengetahui nama mantan atlet petinju yang kini telah berusia 67 tahun.

Pasalnya, Syamsul mengikuti banyak kejuaraan pada medio tahun 70-an, selain Chris John, belum ada lagi nama petinju asal Indonesia yang akan membawa prestasi di kancah internasional.

Mungkin, nama Daud Yordan disebut-sebut akan sebagai harapan baru untuk tinju Indonesia. Namun, petinju 27 tahun ini disebut Syamsul Anwar sebagai petinju yang masih labil.

Kendati demikian, dia percaya selain Chris John dan Daud Yordan akan kembali bermunculan nama petinju-petinju yang akan meraih prestasi di tingkat internasional.

Jika kembali mengingat ke masa saat dia masih aktif menjadi seorang petinju, pasti saat ini dia akan menjadi motivasi bagi setiap atlet di cabang olahraga manapun.

Bagaimana tidak, Syamsul Anwar Harahap, dapat dikatakan memiliki fisik yang tidak ideal untuk seorang atlet. Saat dia masih muda, dia divonis memiliki cacat pada lengan kanannya akibat serangan penyakit polio.

Namun berkat dorongan dari sang ibu, dia pun tetap berjuang keras untuk menjadi seorang atlet. Dia pantang menyerah melawan rasa sakit yang dialaminya. Hal inilah yang membuat dia tidak dapat melupakan kejadian-kejadian emosional yang diraihnya saat masih muda.

"Dulu saya seperti tidak memiliki tangan walau lengan kanan saya masih ada. Setiap digerakkan sedikit saja, itu sudah sakit sekali," tandas Syamsul kepada INDOSPORT.

"Awalnya saya sempat down dan ingin mundur dari dunia atlet, tapi ibu saya menceritakan pelari bernama Wilma Rudolph yang sukses pada Olimpiade, dirinya juga mendapatkan cacat pada kakinya sama seperti saya. Disitulah saya jadi termotivasi," kenangnya.

Saat menjalani latihan, dia juga mengaku sempat hampir putus asa dan sekali lagi dia mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk terus maju.

"Siapa yang tidak ingin menyerah jika memiliki fisik seperti itu? Saya hampir menyerah, tapi pelatih saya yang juga merupakan paman saya terus mendorong saya, hingga akhirnya saya bisa jadi petinju, itulah momen yang tidak dapat saya lupakan," pungkasnya.

Saat ini kondisi Syamsul sudah membaik, diakuinya sudah cukup lama pulih dari penyakit yang hampir menghambat lajunya untuk menjadi seorang atlet. Dia juga tidak lupa memberi pesan, baik kepada atlet atau siapa saja, jika dia yang dulu cacat bisa meraih prestasi, berarti kita semua yang memiliki fisik tanpa cacat tentu juga bisa.

Saat ini, Syamsul Anwar berprofesi sebagai promotor dalam perebutan gelar kejuaraan dunia.

2