Legenda Olahraga

Tiga Srikandi dan Seorang Empu Pengharum Bangsa di Olimpiade Seoul 1988 (Part I)

Kamis, 21 Juli 2016 19:00 WIB
Editor: Rizky Pratama Putra
 Copyright:
Demi Panahan, Lilis Handayani Lupakan Pencak Silat

Lahir di Surabaya, 19 April 1965, Lilis Handayani tumbuh menjadi perempuan tomboy. Lilis kecil telah menyukai olahraga sebagai hobinya.

Bahkan sejak kecil, Lilis telah menggeluti olahraga pencak silat. Hal ini sempat membuat kedua orantuanya gusar karena menekuni olahraga tradisional ini.

Padahal prestasi Lilis di pencak silat terbilang cukup lumayan. Pada Kejuaraan Nasional (kejurnas) Perisai Diri 1982, Lilis berhasil menggondol emas.

Namun, akhirnya rayuan Subadiah, sang ibunda berhasil meluluhkan hatinya untuk meninggalkan silat. Subadiah tidak menanggalkan kecintaan Lilis di dunia olahraga.

Lilis pun akhirnya berpindah ke panahan, olahraga yang digeluti sang ayah, Yahya Buari. Yahya sendiri pun merupakan atlet panahan peraih emas di PON VII hingga PON IX.

Darah sang ayah sepertinya mengalir deras dalam diri Lilis. Tak sampai setahun berlatih, Lilis mulai menunjukan prestasinya.

Pada Kejurnas Panahan, Lilis langsung tampil memikat dengan memboyong 4 medali. Srikandi muda ini meraih satu emas dan perunggu  di nomor perorangan serta dua perak di nomor tradisional.

Prestasi Lilis berlanjut di ajang nasional. Tampil cemerlang di PON 1985, membuatnya pertama kali terpanggil untuk mengikuti Pelatnas Olimpiade 1988.

222