Kisah Dua Pahlawan Revolusi dan Jenderal Besar AH Nasution di Bidang Olahraga

Jumat, 30 September 2016 15:33 WIB
Penulis: Ivan Reinhard Manurung | Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:
Kapten Pierre Tendean

Pada peristiwa G30S, nama Pierre Tendean sendiri tidak termasuk dalam daftar target petinggi Angkatan Darat yang akan diculik. Saat itu, ia hanya berposisi sebagai ajudan Jenderal Besar TNI, A.H. Nasution.

Menyadari nyawa pimpinannya dalam bahaya, Tendean dengan berani mengorbankan dirinya dengan mengaku sebagai Jenderal Nasution. Ia pun dibawa ke daerah Lubang Buaya, untuk kemudian ditembak mati dan dikubur ke dalam sebuah sumur tua bersama pahlawan revolusi lainnya.

Ternyata, semasa hidupnya, Pierre merupakan sosok pemuda yang sangat mencintai dunia olahraga. Hal itu ia buktikan ketika mendaftar ke Atekad (Akademi Teknik Angkatan Darat) di Bandung pada 1958 silam.

Saat itu, Pierre selalu masuk dalam tim inti basket Atekad. Postur tubuh Pierre yang cukup tinggi diantara rekan-rekannya pun membuat dirinya sangat mahir memainkan olahraga asal Amerika Serikat tersebut.

Selain basket, Pierre ternyata juga gemar bermain tenis lapangan. Kecintaannya pada tenis pun tidak lepas dari pengaruh sang kakak yang juga gemar bermain tenis.

15