In-depth

Icuk Sugiarto: dari Menjadi Pahlawan Hingga Bermusuhan dengan PBSI

Kamis, 3 Januari 2019 15:51 WIB
Editor: Coro Mountana
© INDOSPORT
Legenda Bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto Copyright: © INDOSPORT
Legenda Bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto

INDOSPORT.COM – Riuh rendah suara penonton yang kabarnya mencapai 6.500 itu memadati sebuah pertandingan final bulutangkis kejuaraan dunia bertajuk All Indonesian Final. Laga itu mempertemukan Liem Swie King vs Icuk Sugiarto di Brondby Hallen, Copenhagen, Denmark.

Pertandingan yang berlangsung pada 8 Mei 1983 itu berlangsung dengan sangat ketat dan panas. Pada saat itu, kedua pebulutangkis saling balas pukulan demi pukulan dilepaskan oleh kedua pemain yang segera mengundang decak kagum dari para penonton di lapangan.

Partai final itu sendiri harus diselesaikan dalam waktu satu setengah jam dengan tiga set yang dimainkan. Icuk Sugiarto yang saat itu masih sangat muda berhasil mengalahkan seniornya itu dengan skor 15-8, 12-15, 17-16.

Kemenangan Icuk Sugiarto saat itu sampai disebut oleh media olahraga asing sebagai pengukuhan dirinya sebagai pemain terkuat di dunia pada saat itu. Keberhasilan Icuk Sugiarto menggondol gelar pada tahun 1983 telah menjadikannya sebagai pahlawan karena telah memecah kebuntuan Indonesia dalam ajang bulutangkis tingkat dunia yang selalu kandas.

3