In-depth

Icuk Sugiarto: dari Menjadi Pahlawan Hingga Bermusuhan dengan PBSI

Kamis, 3 Januari 2019 15:51 WIB
Editor: Coro Mountana
© Ratno Prasetyo/INDOSPORT
Caption Copyright: © Ratno Prasetyo/INDOSPORT
Caption
Kisah Masa Kecil Hingga Jadi Juara Dunia

Putra ketiga dari pasangan Harjo Sudarmo dan Ciptaningsih itu telah menunjukan bakat besarnya sejak usia 12 tahun, tepatnya di tahun 1974. Melihat bakat besar yang tersimpan dalam diri Icuk, ia pun dibawa ke Jakarta setelah menghabiskan banyak waktu sebelumnya di Solo yang juga menjadi kota kelahirannya.

Icuk Sugiarto pun langsung langsung dimasukan ke dalam klub bulutangkis pertamanya yaitu, Taruna, Kemudian Icuk sempat pindah ke klub Abadi Sekolah Atlet Ragunan. Pelatih Suratman ketika itu merupakan orang yang mempengaruhi gaya bermain Icuk Sugiarto.

Lima tahun kemudian, Icuk dimasukkan ke sekolah atlet Ragunan oleh seorang pelatih sekaligus pencari bibit atlet muda dari Bimantara Tangkas, bernama Ridwan. Tak disangka bakat Icuk semakin terasah hingga terpanggilnya ke Pelatihan Nasional (Pelatnas) dibawah bimbingan pelatih Tahir Djide.

Dengan cepat, Icuk segera berhasil meraih gelar juara 1 dalam Kompetisi Bulutangkis Pelajar Se-Asia pada usia yang baru 17 tahun. Tak sampai disitu, sepak terjang Icuk semakin gemilang dengan meraih gelar juara 1 Kejuaraan Nasional di nomor ganda putera bersama Sigit Pamungkas pada tahun 1980.

Setelah itu, yang terjadi adalah sejarah yang telah dijelaskan sebelumnya dengan mengalahkan Liem Swie King pada final kejuaraan dunia tahun 1983. Setelah gelar di Denmark itu, Icuk melanjutkan kiprahnya sebagai pemenang Thomas Cup (1985 & 1986), Indonesia Open (1982, 1986, 1988), dan berbagai gelar bergengsi lainnya.

© INTERNET
Caption Copyright: INTERNETCaption

Icuk Sugiarto akhirnya memutuskan untuk gantung raket pada tahun 1989 setelah memenangkan berbagai penghargaan bagi Indonesia. Meski pensiun, Icuk Sugiarto tetap mencintai dunia bulutangkis hingga dirinya menjadi pelatih di PB Pelita Bakrie.

Kerja keras Icuk di klub tersebut membuahkan hasil dengan melahirkan pebulutangkis handal seperti yang kita kenal yaitu Candra Wijaya, Nova Widianto, Markis Kido, dan Toni Gunawan. Tak hanya itu, dirinya juga masuk dalam jajaran pengurus PBSI yang merupakan induk bultangkis di Indonesia.

3