Terpilih Jadi Ketum KOI, Ini Hal Pertama yang Dilakukan Raja Sapta Oktohari

Rabu, 9 Oktober 2019 20:51 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Raja Sapta Oktohari resmi menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2019-2023. Okto terpilih secara aklamasi pada Kongres KOI di Hotel Ritz Carlton, Rabu (09/10/19). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Raja Sapta Oktohari resmi menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2019-2023. Okto terpilih secara aklamasi pada Kongres KOI di Hotel Ritz Carlton, Rabu (09/10/19).

INDOSPORT.COM - Kongres Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rabu (09/10/19) di Kuningan, Jakarta Selatan telah menghasilkan keputusan, ada ketua umum baru yang terpilih yakni Raja Sapta Oktohari. Okto terpilih dengan status aklamasi atau tanpa proses pemungutan suara lantaran telah disetujui bersama para voter.

Sejak awal, Okto menjadi kandidat kuat sebagai ketua umum, pasalnya, hingga hari terakhir pendaftaran bakal calon ketua umum pada 27 September lalu, hanya dirinya yang mendaftar dan mendeklarasikan diri. Dengan keputusan hari ini, maka Okto menggantikan Erick Thohir selaku ketua umum periode 2015-2019.

Usia ketuk palu, Okto pun terlihat semringah keluar dari ruang kongres. Hal pertama yang dilakukannya adalah menjalankan kewajiban agamanya yakni salat maghrib bersama rekan-rekannya.

Sementara itu, ketua umum KOI sebelumnya, Erick Thohir sempat menyampaikan pesan untuk ketua umum terpilih. Eks bos Inter Milan itu berharap ketum terpilih bisa mendorong pemerintah untuk merevisi Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN), agar tidak ada lagi dualisme dalam cabang olahraga.

"Saya berharap ke depannya agar ketua umum yang baru bisa mendorong adanya perbaikan UU SKN secara signifikan supaya tidak ada lagi isu dualisme di antara cabang olahraga," katanya.

Bukan tanpa alasan Erik Thohir menyampaikan pesan tersebut, pasalnya sebelum kongres, ada sedikit keributan oleh Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI). 

Kepengurusan cabor tenis meja dilaporkan terjebak dualisme, di mana pihak KONI mengakui adanya PB PTMSI, sementara pihak KOI juga mengakui adanya PP PTMSI.

Tak hanya itu, kepemimpinan PB PTMSI pun bercabang menjadi dua nama ketua di mana satu pihak ada di bawah asuhan Lukman Edy sementara pihak lainnya di klaim ada di bawah kepemimpinan Peter Layardi Lay.