In-depth

Dari Kemacetan hingga Badai, Berbagai Rintangan yang Dihadapi Kontingen Indonesia di Filipina

Senin, 2 Desember 2019 17:34 WIB
Penulis: Prio Hari Kristanto, Prabowo | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Atlet lari Triyaningsih melakukan prosesi mencium bendera Merah Putih oleh atlet pada acara pelepasan Kontingen SEA Games Indonesia 2019 di Hall A Basket GBK, Senayan, Rabu (27/11/19). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Atlet lari Triyaningsih melakukan prosesi mencium bendera Merah Putih oleh atlet pada acara pelepasan Kontingen SEA Games Indonesia 2019 di Hall A Basket GBK, Senayan, Rabu (27/11/19).

INDOSPORT.COM - SEA Games 2019 Filipina akhirnya resmi dibuka di Philipine Arena, 30 November 2019 lalu. Ajang multi-event terbesar di Asia Tenggara itu akan dilangsungkan sampai 11 Desember 2019 mendatang.

Pada SEA Games 2019 ini, Indonesia turut berpartisipasi dengan bertanding di 52 cabang dengan membawa kontingen berjumlah 1.303 orang. Dari jumlah itu, 841 di antaranya adalah atlet, 256 pelatih dan ofisial, dan sisanya adalah manajer, ofisial mandiri, ekstra ofisial, serta headquarter.

Filipina sebagai tuan rumah memang menghadirkan banyak kejutan. Belum juga resmi dibuka, sejumlah keluhan sudah bermunculan.

Misalnya saja soal venue olahraga yang belum rampung sampai masalah atlet yang ditelantarkan. Kini setelah beberapa hari dibuka, sejumlah tantangan lain yang harus dihadapi dan disiasati kontingen Indonesia.

Kali ini bukan soal venue yang belum rampung, melainkan beragam tantangan yang ada di luar kendali panitia.

Jauh sebelum SEA Games resmi dibuka, Filipina memang sudah diterpa berbagai isu kurang sedap. Salah satunya adalah kemacetan parah yang terjadi di Manila, ibu kota Filipina.

Metro Manila merupakan salah satu area yang digunakan sebagai venue SEA Games 2019. Di area ini ada 17 venue olahraga yang digunakan.

Para peserta SEA Games pun harus dihadapkan dengan masalah kemacetan ini, tak terkecuali kontingen Indonesia. Demi mengatas persoalan ini, pihak kontingen Indonesia pun melakukan sejumlah cara.

Ketua Kontingen Indonesia, Harry Warganegara, menyebut untuk mengatasi masalah kemacetan, pihaknya pun meminta agar cabor berangkat lebih awal.

Harry menggambarkan kondisi kemacetan di Manila layaknya Jakarta. Untuk itu ia meminta agar cabor tidak melakukan perjalanan di jam-jam sibuk..

"Kemacetan hampir sama kayak jakarta, Jumat berbahaya. Sarankan berada di venue sore hari," kata Harry dalam keterangan pers di Manila, Sabtu (30/11/19) waktu setempat.

KOI pun disebut Harry Warganegara, menyediakan kendaraan khusus untuk membantu menanggulangi kemacetan selama di sana.

Selain itu, menurut Harry, hotel tempat atlet menginap dan venue berjarak dekat. Jadi dampak kemacetan bakal lebih dirasakan para suporter maupun wartawan yang akan meliput.

Pihak pemerintah Filipina sendiri menyadari hal ini. Mereka juga mengambil langkah antisipasi untuk mengurangi potensi gangguan dari kemacetan.

Menurut ketua PHISGOC, Alan Peter Cayetano, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pasukan pengamanan presiden untuk menyiapkan jalur khusus yang bisa digunakan secara ekslusif saat SEA Games 2019 nanti.

Bahkan PHISGOC juga telah mempelajari kemungkinan diberlakukan hari libur khusus di klaster Metro Manila demi mengatasi kemacetan.

"Kami tak mungkin membuat suporter menempuh 3 sampai 4 jam perjalanan hanya untuk menyaksikan pertandingan selama sejam. Ini bakal menjadi tantangan berat," ujar Cayetano dikutip dari Rappler.

Selain Metro Manila, SEA Games 2019 juga diadakan di tiga area/klaster besar lainnya, yakni Clark (11 venue), Subic (9 venue), dan BLT (Batangas, La Union, dan Tagaytay). Selain Metro Manila, Clark, Subic, dan BLT, sisahnya venue-venue tersebar di berbagai kota dan provinsi lain dengan jumlah total mencapai 23 kota.

Kondisi ini terbilang ekstrem. Filipina merupakan negara kepulauan dan venue-venue yang ada tersebar tidak terpusat di satu atau dua kota melainkan empat klaster yang di dalamnya masih terbagi lagi.

Jarak antar klaster pun berjauhan dan bahkan harus ditempuh jalur udara. Misalnya saja dari Manila ke Clark, Jika menggunakan jalur darat akan memakan waktu sampai lima jam. Begitu juga dari Subic ke Clark yang berjarak cukup jauh.

Sementara itu banyak cabor yang harus bermain tersebar dan tidak hanya di Manila. Pihak KOI pun merencanakan untuk menyewa pesawat. Pesawat ini nantinya diutamakan untuk transportasi atlet.

"Penerbangan itu ya enggak ada masalah, Kita antisipasi," ujar Chef de Mission (CdM) Indonesia, Harry Warganegara, saat dihubungi INDOSPORT, Jumat (22/11/19).

Pihak panitia SEA Games 2019 sendiri diketahui juga sempat melakukan perubahan jadwal dan venue yang melibatkan kontingen Indonesia. Namun pihak kontingen Merah Putih tak mempermasalahkan hal ini.

"Kalau perubahan ya kita ikutin, enggak masalah. Karena perubahan venue itu kan sudah dari jauh-jauh hari." kata Harry.

Kondisi Alam

Selain masalah kemacetan dan infrastruktur penyelenggaraan lainnya, tantangan juga ternyata datang dari alam. Ada dua tantangan yang mesti dihadapi oleh kontingen Indonesia di Filipina.

Yakni virus polio dan ancaman badai. Wabah virus polio memang tengah menyebar di Filipina beberapa bulan sebelum SEA Games diadakan.

Untuk mengatasi hal ini, pihak kemenpora dan kontingen Indonesia pun melakukan vaksin kepada semua atlet, ofisial, jurnalis, serta semua yang akan berangkat ke Filipina untuk kepentingan SEA Games.

"Sudah diantisipasi, vaksin semua," kata Harry.

Selain virus polio, Filipina juga tengah terkena peringatan akan terkena badai tropis Kammuri. Dilansir dari Philstar.com, pihak Administrasi Layanan Geofisika dan Astronomi Filipina (PAGASA) melaporkan angin topan tropis akan naik khususnya di bagian timur wilayah Bicol dan kawasan Visayas Timur pada hari Minggu (01/12/19).

Sebagian besar wilayah yang terkena meliputi Luzon, wilayah Bicol, Luzon Selatan dan Metro Manila yang bakal mengalami angin kencang dan hujan lebat hingga hari Rabu (04/11/19).Padahal, SEA Games masih dilangsungkan sampai 11 Desember di sebagian wilayah tersebut.

Sosialisasi sendiri diketahui sudah dilakukan di Filipina. Menanggapi hal ini, CdM Indonesia, Harry Warganegara, mengaku tak khawatir.

Menurut Harry, kemungkinan besar badai tersebut hanya berlangsung satu sampai dua jam. Walau begitu Harry tetap memberikan imbauan kepada kontingen untuk menghindari di dekat pohon kayu, dan sebagainya.

"Warning sudah disampaikan, selama dua tahun saya di sini taifun tidak lama paling sejam atau dua jam. Hindari pohon kayu, biasanya tumbang. Selain daripada itu tidak ada akibat-akibat yang dikhawatirkan," ujarnya.

Sebanyak 7.806 atlet dan 3,444 ofisial dari negara-negara kawasan Asia Tenggara ikut berpartisipasi dalam SEA Games 2019 yang berlangsung dari 30 November hingga 11 Desember 2019 nanti.

SEA Games 2019 mempertandingkan 56 cabang dengan arena pertandingan yang tersebar di Clark (Pampanga), Subic (Olongapo), BLT, dan Metro Manila.

Indonesia datang dengan membawa 1.303 kontingen yang terdiri dari 841 atlet. Indonesia turun di 52 cabang olahraga  SEA Games 2019 dengan 424 pertandingan yang diikuti.