Usai Gigit Medali Emas Olimpiade Tokyo, Wali Kota Nagoya Banjir Hujatan

Sabtu, 7 Agustus 2021 17:22 WIB
Editor: Isman Fadil
© REUTERS
Wali Kota Nagoya Takashi Kawamura menggigit medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Copyright: © REUTERS
Wali Kota Nagoya Takashi Kawamura menggigit medali emas Olimpiade Tokyo 2020.

INDOSPORT.COM - Wali Kota Nagoya, Takashi Kawamura kini menjadi perbincangan hangat di media sosial, setelah melakukan aksi gigit medali emas Olimpiade Tokyo 2020 yang diraih atlet sofbol Jepang, Miu Goto.

Hal yang dilakukannya itu sontak menghadirkan berbagai kecaman dari netizen pada Kamis 5 Agustus 2021 waktu setempat, selain kecaman dari publik, Takashi Kawamura  juga mendapatkan teguran dari Toyota Motor Corp.

Kontroversi ini bermula pada 4 Agustus 2021 saat Miu Goto, ingin merayakan kemenangannya meraih medali emas bersama tim softball putri Jepang, dengan mengunjungi balai kota dimana dia dilahirkan.

Setelah berbincang dengan wali kota dan para pejabat, Kawamura dan Goto mengadakan konferensi pers bersama. Saat itu Takashi bertanya ingin dapat melihat medali emas dan Goto pun memperlihatkannya dan mengalungkan medali tersebut ke Takashi.

Namun tak disangka Wali Kota Nagoya tersebut langsung menurunkan maskernya dan menggigit medali tersebut sembari tersenyum. Usai insiden itu mulai bermunculan kecaman dari netizen di Twitter yang menganggap bahwa medali emas milik Miu Goto telah berubah menjadi medali kuman.

Walaupun menggigit medali adalah hal yang biasa dilakukan atlet setelah meraih kemenangan, namun warganet merasa kalau aksi Takashi itu melampaui batas dan tidak relevan dengan kondisi Pandemi Covid-19 saat ini.

Saking geramnya, netizen pun menyarankan agar Miu Goto untuk mendapatkan dan mencari medali pengganti di Olimpiade Tokyo 2021. akun resmi Tokyo2020 juga  menyatakan "medali tak bisa dimakan".

“Sangat disayangkan dia tak bisa merasakan kekaguman dan rasa hormat kepada sang atlet,” kata Toyota pemilik tim sofbol Red Terriers.

"Dan sangat disesalkan dia tidak mau memikirkan pencegahan infeksi," kata produsen otomotif terbesar di dunia itu, seperti dikutip Reuters.