In-depth

Targetkan Grandmaster di Tahun 2025, Pecatur Muda Ini Jago Catur Karena Pos Ronda

Rabu, 28 Februari 2018 14:04 WIB
Penulis: Alfia Nurul Fadilla | Editor: Abdurrahman Ranala
 Copyright:

Aditya Bagus Arfan (11) adalah salah satu pecatur muda asal Bekasi yang sudah berhasil meraih berbagai kejuaraan Nasional dan Internasional. Adit sapaan akrabnya, kini menargetkan bahwa dirinya akan berhasil menjadi grandmaster catur di tahun 2025. Bocah kelahiran Bekasi, 31 Oktober 2006 ini kini Elo ratingnya mencapai 2023. Sementara target untuk mencapai grandmaster 9 tahun lagi harus mencapai Elo rating 2500. Sistem peringkat Elo adalah suatu metode untuk menghitung tingkat keterampilan (skill) relatif pemain pada permainan antara dua pemain seperti catur. 

Kini ia berhasil digaet sponsor, yaitu dari salah satu perusahaan alat berat terbesar di Indonesia untuk membantunya dalam mewujudkan mimpinya untuk menjadi grandmaster catur di tahun 2025.

© Alfia Nurul Fadilla/INDOSPORT
Aditya Bagus Arfan. Copyright: Alfia Nurul Fadilla/INDOSPORTAditya Bagus Arfan.

Awal Menekuni Dunia Catur

Rupanya Adit sudah belajar menyukai catur sejak berumur 4 tahun. Awalnya, ia mengaku melihat sang kakek bermain di pos ronda dekat rumahnya. Langsung saja, bocah yang kini duduk di kelas V Sekolah Dasar ini langsung tertarik dan ingin mempelajari lebih banyak tentang permainan yang dimainkan pada sebuah papan persegi yang terbagi menjadi 64 kotak ini.

Kemudian sang Ayah, Eka Prasaja, langsung menyekolahkan anak pertamanya ini di sekolah catur milik mantan grandmaster catur Indonesia, Utut Adianto ini.

"Saya waktu tahu ini anak suka main catur ya langsung saya sekolahkan di sekolah milik Pak Utut itu," kata Eka kepada INDOSPORT.

Ia juga menyebut selalu mendukung kemauan anaknya untuk menjadi apapun yang diinginkan. Karena Adit sendiri memang hobi menekuni catur, Eka juga langsung memfasilitasi anaknya ini. Selain catur, Adit juga rupanya menekuni dunia renang. Ia masih suka menyempatkan diri untuk berenang seminggu sekali.

"Jatuh cinta sama catur pertama kali melihat, ada kecocokan langsung. Paham banget catur pas usia sekarang, pertama kali ikut kejuaraan umur 5 tahun saat Kejurda, pertama kalah melulu. Tapi aku selalu belajar dari kesalahan dan tetap semangat, kalau saya kalah kata Ayah harus tetap semangat,” kata Adit.

Selain Jadi Juara Dunia, Juga Jadi Juara di Sekolah

Menjadi juara di berbagai kompetisi nasional maupun internasional, Adit rupanya masih memperhatikan pendidikan formalnya. Di SD IT Global Insani, Adit rupanya selalu menjadi juara kelas tiap tahunnya sejak kelas I SD. Hal itu disampaikan langsung oleh sang ayah yang memberikan kesaksiannya langsung.

© Eka Prasaja
Penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (LEPRID) kepada pecatur cilik berprestasi, Aditya Bagus Arfan. Copyright: Eka PrasajaPenghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (LEPRID) kepada pecatur cilik berprestasi, Aditya Bagus Arfan.

“Walaupun sibuk latihan, Adit selalu dapat juara di sekolahnya. Dari dia kelas I sampai kelas V ya dari dua kelas dia selalu dapat peringkat pertama,” katanya.

Tak Pernah Banyak Minta

Menjadi pecatur cilik dengan berbagai juara yang diraih, tentunya menjadi keuntungan sendiri bagi anak pertama dari dua bersaudara ini. Tapi rupanya, Adit tak pernah meminta apapun dari sang ayah kala dirinya memenangkan berbagai lomba.

Hal itu disampaikan langsung oleh Eka saat ditemui INDOSPORT di kawasan SCBD Jakarta Selatan. Selanjutnya, Adit mengikuti kompetisi catur Asian Youth Championship 2018 U-10, di Chiang Mai, Thailand.

Berbagai prestasi yang berhasil di raih bocah 11 tahun ini, antara lain:

Prestasi Nasional

Juara 1 Kejuaraan Nasional U-9 Tahun 2013

Juara 1 Kejuaraan Nasional U-11 Tahun 2015

Juara 1 Festival Catur Pelajar U-11 Tahun 2016

Juara 1 Japfa Chess Festival tahun 2016

Prestasi Internasional

Juara 1 Penang Int Challenger U-10 Tahun 2016, Malaysia

Juara 1 Kejuaraan Asean +age U-10 Tahun 2016, Thailand

Juara 2 & 3 Kejuaraan Asian School U-13 Tahun 2017, China