Legenda Olahraga

Ayrton Senna: Akhir Tragis Sang Legenda Brasil (Jilid II)

Kamis, 17 Maret 2016 19:00 WIB
Editor: Hendra Mujiraharja
 Copyright:
Tewasnya Senna, Tragedi Nasional Brasil

Pada 1993, Alain Prost memutuskan untuk mengakhiri karier balapannya. Williams pun menunjuk Ayrton Senna sebagai pembalap utama menggantikan posisi pria asal Prancis itu.

Pada 1994, banyak perubahan terjadi di ajang F1 termasuk penggunaan traction control dan ABS. Ternyata, hal ini cukup menyulitkan Senna.

Peraturan baru itu membuat Senna merasa tidak nyaman mengendarai mobilnya. Sejak awal, juara dunia tiga kali itu memang sudah merasa tidak enak mengendarai mobil ini.


Ayrton Senna saat mengemudikan mobil Williams.

“Saya memiliki perasaan yang sangat negatif tentang mengemudi mobil hingga batas akhir. Mobil ini memiliki ciri khas yang saya sepenuhnya tidak percaya,” ujarnya ketika itu.

“Ini akan menjadi sebuah musim di mana banyak kecelakaan yang terjadi dan kita akan beruntung jika tidak ada yang mengalami cedera serius,” sambungnya.

Pada balapan awal di Brasil, Senna tampil cukup baik. Pembalap Williams tersebut berhasil membawa timnya finis terbaik di babak kualifikasi.

Sayang pada saat balapan, Senna yang sempat memimpin perlombaan harus merelakan posisi terdepat direbut Michael Schumacher setelah mobilnya melintir di lap 56.

Pada balapan kedua dan ketiga, penampilan Senna kembali tidak mengecewakan pada saat kualifikasi. Pria asal Brasil itu berhasil finis sebagai pembalap tercepat di Pacific Grand Prix dan San Marino Grand Prix.

Nahas pada balapan di San Marino Grand Prix, Italia, mobil yang dikendarai Senna hilang kendali dan menabrak tembok pembatas pada saat kecepatan mencapai 233 km/jam. Tubuh Senna diangkut dari mobilnya dan dilarikan ke Rumah Sakit Maggiore, Bologna.


Kondisi mobil Ayrton Senna setelah mengalami kecelakaan.

Pada pukul 18:40 waktu setempat, kepala rumah sakit setempat telah mengumumkan nyawa Senna sudah tidak dapat ditolong. Pemerintah Brasil menganggap tewasnya Senna sebagai hari berkabung nasional. Jenazahnya dimakamkan secara militer di pemakaman Morumbi, Sao Paulo.

72