MotoGP

Demi Terselenggaranya MotoGP Mandalika, NTB Minta Mesin Pendingin ke Kemendag

Minggu, 25 Agustus 2019 12:21 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Twitter/MotoGP
Desain Sirkuit Mandalika untuk MotoGP 2021. Copyright: © Twitter/MotoGP
Desain Sirkuit Mandalika untuk MotoGP 2021.

INDOSPORT.COM – Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan mesin pendingin berupa Controled atmosphere storage (CAS) demi membantu kesuksesan ajang MotoGP Mandalika 2021.

Melansir dari laman Antara, permintaan pemerintah NTB bertujuan untuk memperpanjang masa penyimpanan komoditas hortikultura sehingga harga dan pasokan tetap terjaga sepanjang waktu.

Kepala Dinas Perdagangan NTB Hj Putu Selly Andayani  mengatakan bahwa permintaan tersebut sudah disampaikan ke Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi dan dijanjikan terealisasi pada 2021.

Menurutnya, mesin CAS sangat dibutuhkan karena NTB mampu memproduksi berbagai jenis komoditas hortikultura, seperti bawang merah, bawang putih, cabai dan beragam jenis sayuran. Komoditas tersebut diproduksi petani di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Selain sebagai daerah sentra produksi, menurut Selly, keberadaan CAS juga sangat penting untuk mengantisipasi perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah, yang akan menyelenggarakan event olahraga berskala internasional, yakni MotoGP pada 2021.

"Kita akan menghadapi KEK Mandalika dan MotoGP. Paling tidak kita punya alat penyimpanan komoditas yang dibutuhkan setiap saat oleh industri pariwisata. Paling tidak di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa ada mesin tersebut," ujar Selly.

Selly menambahkan keberadaan CAS juga bisa memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani karena harga hasil produksinya bisa stabil. Selain itu, pihak perbankan bisa memberikan pembiayaan karena komoditas yang tersimpan di CAS tentu memiliki nilai ekonomi yang relatif bagus.

"Komoditas yang disimpan di CAS bisa untuk ekspor. Itu kan bisa membantu pertumbuhan ekonomi NTB yang masih relatif rendah setelah dilanda gempa bumi, yakni hanya dua persen," tambahnya.