In-depth

Selangkah Lagi Menghelat Formula E, Indonesia dan Sejarah Gelar Ajang Balapan Dunia

Senin, 9 September 2019 19:55 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti, Arief Tirtana | Editor: Lanjar Wiratri
© tagarnews
Menilai kriteria jalan dan lokasi yang cocok jadi sirkuit Formula E di Jakarta. Copyright: © tagarnews
Menilai kriteria jalan dan lokasi yang cocok jadi sirkuit Formula E di Jakarta.

INDOSPORT.COM - Dunia balap Tanah Air beberapa tahun ke belakang mengalami perkembangan pesat di dunia internasional. Meski belum dalam tahap yang luar biasa dibandingkan negara tetangga, perkembangan itu setidaknya bisa dilihat saat Indonesia sudah mampu memunculkan beberapa pembalap di event balap intenasional yang cukup begengsi. 

Mulai dari Rio Haryanto kala bergabung dengan Tim Manor Racing di Fomula 1 tahun 2016 dan juga Sean Gelael di balapan Fomula 2 musim ini.

Perkembangan signifikan di dunia balap internasional juga ditunjukan Indonesia dengan mulai digelarnya beberapa event besar balap internasional di tanah air. 

Seperti Intenasional Motocross MXGP yang sudah digelar di beberapa kota di Indonesia dalam tiga tahun ke belakang. Lalu rencana bakal digelarnya balapan MotoGP Mandalika tahun 2021 dan dihelatnya balapan Fomula E di jalanan Jakarta pada tahun 2020.

Munculnya satu event yang sudah digelar dan dua rencana balapan internasional lainnya itu, seakan menjadi angin segar bagi dunia otomotif Indonesia, yang sejak beberapa tahun kebelakang seakan hanya jadi penonton kendati bisa menghadirkan pasar yang besar bagi bebagai event balap intenasional.

Sejarah Balap Intenasional di Indonesia
Berbicara mengenai event balap intenasional, MXGP, MotoGP dan Formula E sebenarnya jelas bukan kali ppertama pernah digelar di Indonesia. 

Bahkan pada era tahun 1990-an, cukup banyak event balap internasional yang singgah ke tanah air. Hal itu seperti yang diutarakan Sekjen (Sekertaris Jendral) Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jeffry JP.

"Sebenarnya waktu era tahun 90-an sampai sebelum krisis monter (1998), kita sudah mampu menggelar kejuaraan balap dunia," ujar Jeffry JP saat ditemui INDOSPORT di kantor IMI di bilangan Manggarai, Jakarta Selatan.

"Saat ini Sirkuit Sentul masih memenuhi persyaratan atau standar. Ada GP 500 (sekelas MotoGP saat ini), World Super Bike, Motocross hingga Rally juga ada saat itu," terang Jeffry 

Menurut Jeffry, kondisi infrastuktur saat itu memang menjadi nilai penting bagi Indonesia, sehingga mampu menjadi tuan rumah bebagai ajang balap Internasional. Karena saat itu bukan hanya Sirkuit Sentul, Indonesia juga memiliki Sirkuit Ancol yang cukup memadai untuk menggelar ajang internasional.

"Mungkin pada saat itu infrastruktur kita masih memadai. Ada Sirkuit Ancol kemudian Sirkuit Sentul. Namun setelah krisis, kita mulai tertinggal dengan negara-negara lain di kawasan Asia," beber Jeffry.

Sirkuit Sentul
Sirkuit Sentul awalnya dibangun untuk menyaingi Jepang sebagai negara Asia pertama yang memiliki sirkuit berstadar Formula 1. Sirkuit Sentul yang selesai dibangun pada tahun 1994 pada akhirnya memang tak pernah merasakan ajang balap jet darat paling bergengsi di dunia itu.

Meski begitu, sirkuit dengan panjang 4,12 km itu setidaknya mampu membawa nama baik Indonesia di bebagai event balap Internasional.

Setidaknya balapan internasional selevel Asian F3, ATCC, GP Asia, Formula BMW Asia penah beberapa kali tersaji di Sirkuit bekapasitas 50 ribu penonton itu. Selain itu, ajang balap motor nomor satu dunia, MotoGP juga pernah berlangsung di Sikuit Sentul.

Hal itu terjadi kala MotoGP masih berlabel balapan GP 500 di musim 1996 dan 1997. Pembalap-pembalap ternama dunia sempat menjadi tontonan langsung pencinta otomotif Indonesia yang adi langsung ke sentul.

Sebut saja Michael Doohan yang menjadi juara di tahun 1996 dan Tadayuki Okada yang juara di tahun setelahnya. Selain itu, nama-nama tenar seperti Max Biaggi yang masih tampil di kelas 250cc dan Valentino Rossi di kelas 125cc, juga tercatat pernah merasakan adu cepat di Sirkuit yang berlokasi tepat di Desa Babakan Madang itu.

A1 GP Indonesia
Di dunia balap mobil fomula, Indonesia sempat menjadi tuan rumah ajang balap yang belakangan muncul di tahun 2004, yakni balapan A1.

Balapan dengan mobil pengemudi tunggal selayaknya Formula 1 itu mengambil konsep pertandingan antara negara sebagai tim persertannya. Indonesia sendiri turut ambil bagian, termasuk menjadi tuan rumah dua kali pada gelaran A musim 2005/06 dan musim 2006/07.

Sempat diwacanakan akan digelar di Sirkuit Jalan Raya Karawaci Tangerang, dua gelaran A1 GP Indonesia itu akhirnya dihelat di Sikuit Sentul, Bogor Jawa Barat.

Dalam gelaran A1 itu, Indonesia terhitung sukses menjadi tuan rumah. Terbukti dari lancanya balapan hingga menghasilkan  Sean McIntosh dari Kanada sebagai juara di musim 2005/06 dan Jonny Reid dari Australia semusim setelahnya. 

Namun hanya dua kali Indonesia mampu menjadi tuan rumah A1, sampai akhirnya event balap tersebut bangkrut ketika memasuki musim kelimanya.