Formula 1

Ada yang Janggal, PSI Bongkar Alasan Tolak Formula E

Jumat, 8 November 2019 13:20 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Anthony Winza, mempertanyakan keuntungan dari balap mobil Formula E yang memakan anggaran sangat besar di tengah-tengah kondisi yang sedang defisit.

Menurutnya, penyelenggaraan event Formula E yang hanya berlangsung dalam hitungan hari tetapi memakan APBD DKI Jakarta Rp800 miliar s.d. Rp1 triliun lebih hanya untuk panggung internasional adalah suatu pemborosan.

PSI mempertanyakan efisiensi anggaran yang mencapai angka triliun tetapi potensi pendapatannya yang hanya sebesar Rp50 miliar.

“Formula E ini sebenarnya tujuannya untuk apa, kalau prioritasnya hanya untuk dilihat internasional mending anggarannya dipakai untuk membangun infrakstuktur daripada hanya untuk event yang berlangsung dalam hitungan hari saja,” kata Anthony Winza lewat rilis resmi PSI.

Winza menambahkan, jika bicara mengenai prioritas, prioritas yang paling rasional dan masuk akal di tengah defisit anggaran adalah pembangunan sarana dan prasarana yang dapat dinikmati oleh masyarakat dalam jangka waktu yang lama.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by DPW PSI DKI Jakarta (@psi_jakarta) on

“Pendapatan dari Dinas Pemuda dan Olahraga selama setahun adalah 8 miliar rupiah. Butuh seratus tahun untuk sampai segitu (anggaran Rp800 miliar), mau dihabiskan event harian ,” ujar Anthony Winza.

Dia menjelaskan, anggaran Rp800 miliar sampai dengan Rp1 triliun itu bisa dipakai untuk membangun 4 ribu tempat charging mobil-mobil listrik dan 250 unit bus listrik.

Sebelumnya, Anggara Wicitra Sastroamidjojo yang menjabat Wakil Ketua Komisi E dari fraksi PSI mengatakan, tidak ada keharusan untuk memprioritaskan balap mobil Formula E. Apalagi jika alasan diadakannya adalah semata hanya untuk panggung internasional.

“Jika Formula E dikatakan sebagai olahraga prestasi, apakah ada atlet kita yang bertanding di kegiatan tersebut? Saya merasa miris jika anggara-anggaran revitalisasi gelanggang olahraga kita atau lapangan-lapangan sepak bola kita dikalahkan oleh kegiatan seperti ini (Formula E),” ujarnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by DPW PSI DKI Jakarta (@psi_jakarta) on

Pada kesempatan yang sama, Anggara juga mendorong pemakaian anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana, khususnya di bidang keolahragaan. Hal tersebut dimaksudkan agar target KONI membawa DKI Jakarta berprestasi dalam bidang olahraga dapat tercapai.

Demi penyelenggaraan Formula E, Pemprov DKI berencana mengorbankan Penyertaan Modal Daerah untuk LRT dan alokasi anggaran rehabilitasi dan pembangunan sekolah di Dinas dan Suku Dinas Pendidikan sebesar Rp479 miliar.

Formula E sendiri tidak termasuk dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022.

Balap mobil listrik berskala internasional tersebut juga tidak termasuk dalam Peraturan Gubernur (Pergub) No. 68 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Strategis Daerah.

Selain itu, Formula E juga bukan kegiatan yang memenuhi kriteria keadaan darurat atau keperluan mendesak sesuai dengan pasal 69 Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Alasan-alasan tersebut yang kemudian membuat PSI bereaksi keras dan tegas menolak penyelenggaraan event tersebut karena Formula E tidak bisa dijadikan program prioritas gubernur.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by DPW PSI DKI Jakarta (@psi_jakarta) on

Penulis: Bayu Wira Handyan