In-depth

Balas Dendam Perlahan Alex Marquez 'Si Anak Tiri' di MotoGP

Selasa, 20 Oktober 2020 10:41 WIB
Editor: Lanjar Wiratri
© Steve Wobser/Getty Images
Alex Marquez melalui masa-masa sulitnya di tahun pertama naik ke kelas MotoGP. Berjaya sebagai juara Moto2, di MotoGP 2020, ia justru menjadi pembalap anak tiri yang seolah tak diinginkan. Copyright: © Steve Wobser/Getty Images
Alex Marquez melalui masa-masa sulitnya di tahun pertama naik ke kelas MotoGP. Berjaya sebagai juara Moto2, di MotoGP 2020, ia justru menjadi pembalap anak tiri yang seolah tak diinginkan.

INDOSPORT.COM - Keberhasilan Alex Marquez back to back naik podium kedua MotoGP membuat banyak pihak terkejut. Alex bahkan mempertontonkan penampilan menarik kala berusaha merebut peringkat pertama di MotoGP Aragon akhir pekan lalu.

Alex Marquez melalui masa-masa sulitnya di tahun pertama naik ke kelas MotoGP. Berjaya sebagai juara Moto2, di MotoGP 2020, ia justru menjadi pembalap anak tiri yang seolah tak diinginkan tim Repsol Honda.

Berada di bawah bayang-bayang sang kakak, Marc Marquez, yang menjadi kesayangan Honda, Alex nampak sangat jauh tertinggal. Bebannya makin bertambah kala Marc cedera dan Honda hanya bisa mengandalkan dirinya dan pembalap tim satelit, Takaaki Nakagami.

Namun kesuraman itu berubah di dua gelaran MotoGP terakhir. Alex Marquez bisa membungkam semua kritikan yang diarahkan padanya setelah sukses meraih dua podium MotoGP dalam waktu seminggu.

Jadi bagaimana tepatnya pembalap Spanyol itu mampu membalikkan performanya dalam waktu yang begitu singkat, bahkan menjadi satu-satunya pembalap Honda yang naik podium pada tahun 2020 tidak hanya sekali tetapi dua kali?

Pertama-tama yang harus disadari ialah Alex Maruez tidak bisa ujug-ujug langsung menjadi pembalap yang selalu menang di MotoGP. Marquez memiliki gaya membalap yang cukup mantap, seperti mesin diesel bukan bertenaga bensin.

Sepanjang kariernya, pembalap kelahiran 23 April 1996 itu selalu membutuhkan waktu untuk meningkatkan kecepatannya dari waktu ke waktu. Tetapi begitu dia berada di sana, dia mampu mempertahankan momentumnya.

Sebagai perbandingan, setidaknya butuh waktu tiga musim bagi Alex Marquez untuk memenangkan kejuaraan dunia Moto3, bahkan ia tak benar-benar menjadi penantang serius pembalap lain  hingga pertengahan musim 2014.

Hal yang hampir mirip juga terjadi di Moto2 saat Alex tak pernah meraih satu podium pun hingga tahun keduanya membalap bahkan tak pernah menang menang di tahun ketiga.

Ia membutuhkan waktu hingga lima tahun untuk akhirnya membangun kecepatan yang cukup dan menjadi pemenang balapan yang konsisten di tahun 2019. Setelahnya, gelar juara Moto2 pun menjadi milik Alex Marquez.

Cukup jelas bahwa Marquez tidak akan pernah melompat langsung juara bersama Repsol Honda di MotoGP. Good thing takes time, Honda perlu memberikan waktu sebelum ia pada akhirnya mampu menunjukkan potensi hebatnya sebagai pembalap.

Alex dapat dikatakan lebih bersinar di MotoGP, tak perlu tahunan seperti di Moto3 dan Moto2, hanya butuh 10 balapan di MotoGP 2020 untuk membuka rahasia agar bisa melaju kencang di ajang balap motor paling sulit ini.