Oase

Taliban Berkuasa, Facebook dan Twitter Gerak Cepat Lindungi Akun Warga Afghanistan

Jumat, 20 Agustus 2021 14:55 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© twitter.com/@Nidalgazaui
Sejumlah media sosial seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn mengungkapkan komitmen mengamankan akun warga Afghanistan dari Taliban. Copyright: © twitter.com/@Nidalgazaui
Sejumlah media sosial seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn mengungkapkan komitmen mengamankan akun warga Afghanistan dari Taliban.

INDOSPORT.COM – Sejumlah media sosial seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn mengungkapkan komitmen mengamankan akun warga Afghanistan dari Taliban.

Upaya itu merupakan cara para perusahaan teknologi tersebut untuk melindungi para pengguna dari Afghanistan, dari ancaman Taliban yang telah mengambil alih kekuasaan.

Kepala kebijakan keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher, menyebut Facebook untuk sementara menghapus kemampuan pengguna di Afghanistan untuk melihat atau mencari di daftar teman.

Sebagai gantinya, Facebook meluncurkan 'perangkat sekali klik', yang memungkinkan para pengguna dari Afghanistan untuk mengunci akun dan memblokir orang-orang yang tidak berada dalam daftar teman untuk melihat linimasa unggahan atau foto profil.

"Melalui Instagram, kami meluncurkan peringatan 'pop-up' yang berisi langkah-langkah spesifik tentang cara melindungi akun di Afghanistan," kata Gleicher dalam utas Twitter-nya.

Sementara itu, Twitter mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan mitra masyarakat sipil untuk memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok di Afghanistan.

Tak hanya itu, jika ada pengguna yang tidak dapat mengakses akun atau memiliki informasi membahayakan, Twitter akan menangguhkan akun tersebut sampai si pengguna mendapatkan kembali aksesnya dan menghapus konten.

Twitter juga berupaya mempercepat penghapusan arsip cuitan jika ada permintaan langsung dari pengguna, lewat kerja sama dengan Internet Archieve.

Twitter juga mengatakan mereka akan memantau akun-akun yang berafiliasi dengan organisasi pemerintah, termasuk kemungkinan menangguhkan sementara akun-akun tersebut sambil menunggu informasi tambahan untuk mengonfirmasi identitas mereka.

Di sisi lain juru bicara LinkedIn mengatakan bahwa untuk sementara waktu mereka akan menyembunyikan hubungan pertemanan.

Sebagai informasi, laporan Reuters menyebut Taliban aktif di media sosial dan secara teratur memposting video, sekaligus menemukan cara untuk menghindari pembatasan di YouTube, Facebook, dan WhatsApp.

Sebagai contoh, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid diketahui telah memposting pembaruan rutin kepada lebih dari 300 ribu pengikut, termasuk media internasional, di Twitter.

Namun, kelompok-kelompok pejuang hak asasi manusia juga mengungkap bahwa Taliban dapat menggunakan platform online mereka untuk melacak jejak digital atau koneksi sosial warga Afghanistan.

Amnesty International menyebut ada ribuan warga Afghanistan, termasuk akademisi, jurnalis, dan pembela hak asasi, yang terancam oleh pembalasan Taliban.

Baca berita asli di AkuratCo

Disclaimer: Artikel ini adalah kerja sama antara INDOSPORT dengan AkuratCo. Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, video, grafis, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab dari AkuratCo.