Prancis Terbuka 2017

Gebrakan Petenis Wanita Arab di Prancis Terbuka

Senin, 5 Juni 2017 12:12 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© getty images
Ons Jabeur. Copyright: © getty images
Ons Jabeur.

Petenis Tunisia, Ons Jabeur, mencatatkan prestasi baru bagi petenis wanita Arab di kancah turnamen Grand Slam. Berkompetisi di Prancis Terbuka, ia menjadi wanita Arab pertama yang lolos ke babak ketiga Grand Slam saat mengalahkan unggulan keenam, Dominika Cibulkova pada Rabu (31/05/17) lalu.

Namun untuk mempersiapkan diri di kompetisi ini, ia harus rela tidak berpuasa selama beberapa hari karena Prancis Terbuka bertepatan dengan bulan Ramadan.

© Indosport.com
Ons Jabeur Copyright: Indosport.comOns Jabeur.

"Saya akan makan selama beberapa hari karena saya mengikuti turnamen, tetapi saya akan membayarnya karena saya punya 'utang' kepada Tuhan dan semoga Tuhan mengampuni saya," katanya seperti dikutip CNN.

Baca Juga

Namun langkah petenis 22 tahun ini terhenti di tangan petenis Swiss, Timea Bacsinszky. Meski ia kalah dengan skor 2-6 dan 2-6, Jabeur masuk peringkat 100 dunia dan berpotensi mendapat tempat langsung di Grand Slam terakhir di AS Terbuka.

"Sebuah kehormatan untuk berada di sini. Tadinya hanya mimpi yang telah saya miliki sejak lama. Namun turnamen ini belum berakhir untuk saya. Saya akan terus mencoba yang terbaik untuk lanjut dan bersinar di lapangan," tambahnya.

"Jujur, saya ingin memberikan harapan bagi para anak muda yang ingin bermain profesional, khususnya warga Tunisia yang bermimpi main di Roland Garros. Tak ada yang tak mungkin. Bekerja keraslah dan hasilnya akan didapatkan," saran Jabeur.

Jabeur juga mendapat kucuran dana sebesar 50 ribu dolar (sekitar Rp665 juta) sebagai Dana Pengembangan Grand Slam dari Federasi Tenis Internasional (ITF).

© Indosport.com
Ons Jabeur Copyright: Indosport.comOns Jabeur.

Para petenis pria Arab lebih beruntung di ajang Grand Slam. Sebelumnya ada Younes El Aynaoui dan Hicham Arazi asal Moroko yang mencapai perempatfinal dan Malek Jaziri dari Tunisia yang kini berada di peringkat 71 dunia. Namun prestasi petenis wanita tak lebih baik dari ini.

Arazi sendiri mengakui, di negara-negara Arab lebih fokus pada sepakbola sehingga mereka sulit mendapatkan pelatih demi naik ke level petenis elite. Apalagi federasi olahraga juga lebih abai kepada atlet wanita yang sebetulnya tak kalah potensial.