Mia Audina: Jelmaan Susy Susanti yang Kini Jadi Warga Belanda

Kamis, 6 Desember 2018 16:00 WIB
Penulis: Coro Mountana | Editor: Ivan Reinhard Manurung
 Copyright:
Anak Ajaib yang Jadi Pahlawan Indonesia

Lahir di Jakarta, 22 Agustus, 39 tahun yang lalu, Mia Audina yang memiliki nama lain Zhang Haili adalah seorang pebulutangkis di sektor putri yang sangat berbakat. Saking berbakatnya, ia bahkan disebut akan menjadi tonggak dari pebulutangkis Indonesia sektor putri.

Di usianya baru 14 tahun, Mia Audina sudah masuk dalam tim inti untuk membela Indonesia di Piala Uber 1994. Siapa sangka di usia yang masih ABG, Mia Audina menjadi penentu bagi Indonesia di final Piala Uber menghadapi Zhang Ning yang berasal dari China.

© INTERNET
Caption Copyright: INTERNETAksi Mia Audina saat masih aktif sebagai pebulutangkis.

Ternyata Mia Audina mampu tampil memukau dengan mengalahkan Zhang Ning dalam permainan tiga set 11-7, 10-12, dan 11-4. Mia Audina pun langsung mendapat julukan sebagai anak ajaib yang mampu membawa nama Indonesia meraih gelar juara Piala Uber 1994.

Dua tahun berikutnya, Mia Audina berhasil mengantarkan Indonesia mempertahankan Piala Uber di Hong Kong. Gelar juara di tahun 1996 itu merupakan yang terakhir kali diraih oleh Indonesia karena hingga tahun ini, Piala Uber sudah tidak bisa dimenangkan lagi oleh Indonesia.

Di tahun yang sama, Mia Audina mengikuti kejuaraan bergengsi yaitu Olimpiade Atlanta 1996. Meski tak sebaik Susy Susanti yang berhasil menggondol emas di Olimpiade 1992, Mia Audina tetap berhasil meraih medali perak setelah kalah dari Bang Soo-Hyun yang berasal dari Korea Selatan.

Berbagai prestasi berhasil dimenangkan oleh Mia Audina bersama Indonesia, seperti Indonesia Terbuka, Jepang Terbuka, dan Singapura Terbuka. Bahkan dirinya sampai disebut-sebut sebagai jelmaan atau the next Susy Susanti.

Pecinta bulutangkis nasional pun berharap banyak pada Mia Audina dapat meneruskan apa yang telah dicapai oleh Susy Susanti. Sayang, sepak terjang Mia Audina bersama Indonesia harus berakhir setelah dirinya memutuskan untuk tinggal bersama Belanda.