Singapore Open 2019 : Catatan ‘Emas’ Greysia/Nitya Berlanjut?

Kamis, 11 April 2019 11:11 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© PBSI
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari adalah ganda putri terakhir Indonesia yang menjuarai Singapore Open pada 2016 lalu. Copyright: © PBSI
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari adalah ganda putri terakhir Indonesia yang menjuarai Singapore Open pada 2016 lalu.

INDOSPORT.COM – Salah satu turnamen BWF Super Series, Singapore Open 2019 kembali digelar, mulai dari Selasa (09/04/19) sampai Minggu (14/04/19) mendatang.

Turnamen yang berhadiah 350 ribu USD (setara Rp4,95 miliar) menjadi salah satu ‘momok’ bagi tim ganda putri Indonesia karena tak pernah lagi bisa menjuarai turnamen yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1987, setelah terakhir menjadi juara  tahun 2016 silam.

Sejak kemenangan pasangan Nitya Khrishinda Maheswari/Greysia Polli pada edisi 2016 lalu, tidak ada lagi pasangan ganda putri Indonesia yang mampu menembus partai final Singapore Open di tahun-tahun berikutnya.

Di turnamen Singapore Open 2017, tim ganda putri Indonesia hanya mampu bertahan sampai di babak dua saja, setelah pasangan Awanda/Istirani tumbang di tangan pasangan Thailand, Supajirakul/Taerattanacha, dengan skor 15-21 dan 14-21.

Hal yang lebih parah justru terjadi di turnamen Singapore Open 2018, setelah semua wakil ganda putri Indonesia sudah KO lebih dulu di babak pertama di tangan lawan-lawannya, seperti Jerman, Thailand, Inggris, dan Jepang.

Pada turnamen Singapore Open 2019 kali ini, catatan ‘emas ‘ Nitya/Greysia berpotensi untuk terus berlanjut, setelah sektor ganda putri Indonesia hanya menyisahkan satu wakil saja yang berhasil melaju ke babak perempatfinal.

Nahasnya, satu-satunya wakil Ganda Putri Indonesia itu sudah harus bertemu dengan lawan tangguh lebih dini, yaitu pasangan peringkat kedua dunia asal Jepang, Mayu Matsutomo/Wakana Nagahara.

Sadar memiliki perbedaan peringkat yang sangat jauh, satu-satunya ganda putri Indonesia yang tersisa, Jauza/Yulfira pun mengaku tak berekspetasi terlalu tinggi bisa lolos dari hadangan wakil Jepang tersebut di turnamen Singapore Open 2019.

Jika Jauza/Yulfira kembali gagal melewati pasangan Jepang, maka momen Singapore Open 2017 akan kembali terulang dan secara otomatis, catatan ‘emas’ Nitya/Greysia di Singapore Open 2016 masih akan terus bertahan.

Catatan ini pastinya menjadi PR besar bagi PBSI untuk melakukan pembenahan kembali di sektor ganda putri Indonesia agar bisa menjadi penantang gelar yang lebih tangguh lagi pada turnamen-turnamen BWF Super Series lainnya, setelah dua tahun absen menjuarai Singapore Open.

Di turnamen Singapore Open 2017, Indonesia harus rela melepaskan gelar juara ganda putri ke tangan Denmark. Sementara, di turnamen Singapore Open 2018, Indonesia juga kembali gagal merebut kembali gelar juara ganda putri dan harus mengakui kedigjayaan Jepang.

Tahun ini, peluang ganda putri Indonesia untuk kembali naik podium pun terancam gagal setelah hanya mampu menyisahkan satu wakil saja di babak perempatfinal Singapore Open 2019.

Ikuti Terus Update Bulutangkis Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM