Ironi Indonesia dan Piala Sudirman: Lahir di Jakarta, Besar di Tanah Asing

Kamis, 23 Mei 2019 11:53 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© BWF
Ironi Indonesia dan Piala Sudirman, lahir di Jakarta, besar di tanah asing. Foto: BWF Copyright: © BWF
Ironi Indonesia dan Piala Sudirman, lahir di Jakarta, besar di tanah asing. Foto: BWF

INDOSPORT.COM - Piala Sudirman 2019 saat ini sedang digelar di Nanning, China sejak 19 Mei 2019 kemarin. Dari gelaran ini, terpampang jelas ironi untuk Indonesia.

Piala Sudirman sebuah kejuaraan bulutangkis dunia untuk nomor beregu campuran, nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda campuran, ganda putra dan putri.

Nama Sudirman pada kejuaraan ini diambil dari nama tokoh pebulutangkis legendaris Indonesia, almarhum Dick Sudirman yang juga salah satu pendiri Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Piala Sudirman sendiri juga menyimpan fakta menarik, yakni tidak memperebutkan hadiah dengan nominal uang selangit. Para pemain hanya membela negara mereka, dan juga berpengaruh untuk perolehan peringkat BWF.

Mengambil nama dari salah satu pebulutangkis legendaris Indonesia, kompetisi ini pertama kali bergulir pada tahun 1989 di Jakarta. Saat itu pemenangnya juga Indonesia.

Namun, ada sederet hal yang ironi dari kejuaraan Piala Sudirman, sejak pertama kali diselenggarakan hingga saat ini. INDOSPORT pun tertarik membahasnya untuk Anda.

Piala Sudirman Lahir di Jakarta, Besar di Tanah Asing

© INDOSPORT
Piala Sudirman Copyright: INDOSPORTPiala Sudirman

Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, Indonesia adalah negara kelahiran Piala Sudirman. Saat diselenggarakan di Jakarta Pusat pada tanggal 24 Mei sampai 29 Mei 1989 silam.

28 tim dari seluruh dunia ikut andil dalam Piala Sudirman edisi pertama kali. Rinciannya adalah 13 tim dari Eropa, 10 tim dari Asia, dua dari Amerika, dua tim dari Oseania dan satu dari Afrika.

Tim Indonesia berhasil memenangkan Piala Sudirman 1989, dengan skor 3-2 atas Korea Selatan. Indonesia berhasil unggul di tiga nomor, yakni ganda campuran, tunggal putra dan putri.

Namun, setelah Piala Sudirman 1989, kejuaraan yang diselenggarakan dua tahun sekali ini tidak pernah dihelat di Jakarta atau Indonesia. Ini fakta yang sangat miris, padahal kompetisi ini bisa dibilang lahir di Jakarta.

Dari 14 Piala Sudirman yang sudah digelar sejak 1989, sederet tuan rumah kebanyakan di tanah asing, bahkan Eropa. Seperti Denmark dua kali, Skotlandia dua kali, Tiongkok empat kali, Inggris, Spanyol, Swiss, Belanda, Malaysia dan Australia yang masing-masing sekali.

Sejak juara, tim Indonesia juga sebanyak enam kali tampil di partai final dan berakhir sebagai runner-up Piala Sudirman. Apakah mungkin edisi 2019 dimenangkan oleh tim Indonesia?

Semoga saja, Indonesia bisa membawa pulang kembali trofi Piala Sudirman. Mereka saat ini sudah berhasil lolos ke babak perempatfinal Piala Sudirman 2019, dan akan bertemu dengan Chinese Taipei.

Ikuti Terus Berita Olahraga Bulutangkis dan Sepak Bola hanya di INDOSPORT