Susy Susanti Kritik Perfoma Praveen/Melati yang Kalah 3 Kali di Final

Jumat, 14 Juni 2019 19:09 WIB
Penulis: I Made Dwi Kardiasa | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© badmintonindonesia.org
Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti mendapat kritik dari Susy Susanti terkait kegagalan mereka di final Australia Open 2019 beberapa waktu lalu. Copyright: © badmintonindonesia.org
Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti mendapat kritik dari Susy Susanti terkait kegagalan mereka di final Australia Open 2019 beberapa waktu lalu.

INDOSPORT.COM - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, melayangkan kritik terkait kekalahan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di Australia Open 2019.

Susy sendiri merasa kegagalan ketiga ganda campuran di final Australia Open 2019 ini merupakan kesalahan yang sangat disayangkan karena merupakan kegagalan ketiga mereka tahun ini. Sebelumnya Praveen/Melati juga kalah di final India Open Super 500 dan New Zealand Open 2019.

"Di perempatfinal, di semifinal bisa, kok di final nggak bisa? Ini sudah terjadi tiga kali di final, harusnya mereka tahu kesalahannya. Kami tetap beri masukan, tapi tetap semua bergantung dengan atletnya," ujar Susy, seperti dimuat pada laman badmintonindonesia.org.

Susy menambahkan jika kekalahan ini juga menjadi bahan kajian baru bagi pelatih ganda campuran PP PBSI, Richard Mainaky agar Praveen/Melati bisa ikut berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.

"Ini jadi PR buat PBSI, buat kak Richard yang sudah menghasilkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, kami berharap Praveen/Melati bisa meneruskan prestasi. Dengan kekalahan ini butuh banyak polesan dan kerja keras lebih," imbuhnya.

Praveen/Melati kalah di final Australia Open 2019 melawan ganda campuran China, Wang Yilyu/Huang Dongping dengan skor 15-21 dan 8-21. Padahal sebelumnya mereka berhasil mengalahkan juara All England 2018, Yuta Watanabe/Arisa Higashino dari Jepang.

Untungnya kekalahan ini masih belum membuat mereka beranjak posisi dari delapan besar ranking dunia. Saat ini Praveen/Melati menempati posisi tujuh sehingga memiliki kesempatan lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.

Tak heran jika Susi memberikan kritik yang cukup pedas terkait kekalahan ini mengingat dampak ke depannya untuk karier bulutangkis Praveen/Melati di tingkat dunia.