In-depth

Kilas Balik Sapu Bersih Gelar Juara Wakil Tanah Air di Indonesia Open, Bagaimana Peluang 2019?

Minggu, 16 Juni 2019 16:30 WIB
Penulis: Martini | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ganda Campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir juara Indonesia Open 2018. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ganda Campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir juara Indonesia Open 2018.

INDOSPORT.COM – Ajang turnamen bulutangkis BWF level 1000 akan kembali dihelat di Tanah Air. Acara bertajuk Indonesia Open 2019 itu akan dilangsungkan di Jakarta pada 16-21 Juli 2019 mendatang.

Indonesia memang memiliki nama besar dalam kompetisi bulutangkis dunia. Dari tahun ke tahun, tim Merah Putih konsisten dalam mengoleksi medali emas dan sejumlah pemain juga kokoh di peringkat teratas, baik itu dari cabang tunggal maupun ganda, putra maupun putri.

Kejayaan bulutangkis Indonesia tentu juga terlihat di ajang Indonesia Open. Sepanjang sejarah perhelatan turnamen tahunan itu, beberapa kali wakil Indonesia mendominasi di partai final, bahkan pernah melakukan sapu bersih medali emas dari semua nomor yang dipertandingkan.

Sebut saja pada Indonesia Open 1983, kali kedua perhelatan akbar tersebut dilangsungkan di Tanah Air. Liem Swie King dan Ivana Lie merebut medali emas dari nomor tunggal putra dan tunggal putri.

Tak lupa duet Rudy Heryanto/Hariamanto Kartono juga mempertahankan medali emas ganda putra dari tahun sebelumnya. Masih ada Ruth Damayanti/Maria Fransisca dari nomor ganda putri, dan Christian Hadinata/Ivana Lie yang meraih medali emas dari nomor ganda campuran.

Selanjutnya pada edisi 1996 dan 1997 adalah masa keemasan Indonesia. Susy Susanti (tunggal putri) kembali meraih medali emas yang sudah rutin didapatkannya sejak tahun 1994, sebagaimana Tri Kusharjanto/Minarti Timur (ganda campuran) yang juga mempertahankan medali emas lima tahun berturut-turut. Masih ada Eliza Nathanael/Zelin Resiana (ganda putri) yang meraih medali emas pada tahun 1996 dan 1997.

Tahun 1996, medali emas tunggal putra menjadi milik Joko Suprianto, sementara di tahun selanjutnya diambil alih oleh sang rival senegara, Ardy Wiranata. Dari nomor ganda putra, medali milik Denny Kantono/Antonius Ariantho selanjutnya direbut oleh Candra Wijaya/Sigit Budiarto pada tahun 1997. Rivalitas yang sangat luar biasa dari wakil-wakil Indonesia.

Namun kedigdayaan itu berakhir tahun 2001, yang menjadi tahun terakhir Indonesia mampu sapu bersih medali emas Indonesia Open. 

Adapun atlet yang menjadi sorotan saat itu adalah Marleve Mainaky (tunggal putra), Ellen Angelina (tunggal putri), Candra Wijaya/Sigit Budiarto (ganda putra), Deyana Lomban/Vita Marissa (ganda putri), dan Tri Kusharjanto/Emma Ermawati (ganda campuran).

Selanjutnya, wakil Merah Putih tak lagi mendominasi ajang Indonesia Open. Bahkan pada edisi terakhir di tahun 2018, hanya ada Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (ganda putra) dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran) yang mampu meraih medali emas. Kemana wakil Indonesia lainnya?