Terlalu 'Kelemar-kelemer', Susy Susanti Ingin Tunggal Putri Lebih Garang

Senin, 24 Juni 2019 17:40 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Lanjar Wiratri
© Dimas Ramadhan/Indosport.com
Susy Susanti, Kabidbinpres PBSI. Copyright: © Dimas Ramadhan/Indosport.com
Susy Susanti, Kabidbinpres PBSI.

INDOSPORT.COM - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti meminta para pebulu tangkis tunggal putri Indonesia untuk lebih garang lagi dan tidak klemar-kelemer.

Tunggal putri Indonesia memang bisa dibilang sedang dalam kondisi yang sangat jauh tertinggal saat ini dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.

Jika tunggal putra baru saja mendulang dua prestasi beruntun dan ganda campuran dua kali beruntun menjadi runner-up, maka lain halnya dengan sektor tunggal putri yang sangat sulit untuk menembus babak final atau mungkin semifinal.

Menurut Susy kendala yang dimiliki oleh para pebulu tangkis tunggal putri yaitu sudah memiliki persiapan yang bagus saat latihan, tetapi gagal mengeluarkan kemampuan terbaiknya pada saat bertanding.

"Saya sudah bilang tidak usah memikirkan apa-apa, nekat dulu saja yang penting. Saya juga sampai becandai, apa perlu dikasih daging macan, biar galak? haha. Jangan kelemer-kelemer, kita ini memang putri Timur, tapi kalau di lapangan sudah lain lagi ceritanya,"

"Saya selalu berusaha tanamkan kalau di depan kalian itu musuh, pilihannya hanya ada dua, dia atau saya yang mati. Ya berpikirkan memang harus seperti sedang perang, kalau kita tidak melawan, ya kita yang mati," ujar Susy dikutip dari situs resmi PBSI.

Susy yang juga mengaku gemas juga mengaku hal-hal yang terlihat sepele, seperti kebiasaan-kebiasaan pemain yang terlalu pasrah di lapangan dan daya juang pemain yang kurang menjadi salah satu hambatannya.

"Di lapangan itu, kita harus kejar bola kemanapun, mungkin ini sepele, tapi jadi kebiasaan juga. Sudah terbiasa, 'ya, sudahlah,' ya jadi ini yang susah, mindset pemain harus kita ubah," lanjutnya.

Susy pun mengakui bahwa untuk mengembalikan tunggal putri Indonesia yang berjaya seperti di eranya dulu membuatuhkan waktu yang tidak sebentar. Bahkan dari 100 persen, ia mengakui progress tunggal putri baru 20-30 persen.

"Belum ada setengahnya, masih 20-30 persen. Apalagi materi tunggal putri memang kurang, soalnya tunggal putri sekarang kalau lagi bagus, biasanya sakit, terus bagus lagi, sakit lagi. Intinya mencari pemain petarung itu tidak mudah, butuh waktu yang tidak sebentar," pungkasnya

Turnamen terdekat yang tidak lama lagi akan segera dilaksanakan aadalah Indonesia Open 2019. Turnamen tersebut diharapkan bisa memacu tunggal putri Indonesia untuk bisa bangkit di hadapan pendukung sendiri.