Evaluasi Ganda Putri Indonesia Pasca Kejuaraan Dunia 2019: Habis Bensin di Perempatfinal

Kamis, 29 Agustus 2019 20:41 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Lanjar Wiratri
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Selebrasi ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Selebrasi ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

INDOSPORT.COM - Berikut evaluasi dari ganda putri Indonesia pasca berakhirnya kejuaraan dunia bulutangkis BWF 2019, di mana faktor kelelahan di partai perempatfinal membuat gagal juara.

Pada gelaran bulutangkis dunia yang berakhir pada 25 Agustus lalu tersebut, ganda putri Indonesia sejatinya tampil tak begitu buruk bahkan Greysia Polii/Apriyani Rahayu mampu melangkah hingga babak semifinal.

Sayang langkah Greysia Polii/Apriyani Rahayu menuju final harus terhenti lantaran ditaklukan ganda putri asal Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara yang diakhir kompetisi keluar sebagai juara pertama.

Selain Greysia Polii/Apriyani Rahayu, masih ada dua wakil Indonesia lain yang juga tampil di ajang kali ini mereka adalah Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto serta Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta.

Namun dua wakil tersebut tak mampu melangkah jauh, bahkan Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto cuma mampu melangkah hingga babak pertama setelah takluk oleh Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai.

Sementara Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta sedikit lebih baik, lantaran keduanya sukses melangkah hingga babak ketiga usai menaklukan ganda putri Ukraina  M Ilyinskaya/Zharka.

Menilik dari persiapan yang ada serta perjalan para ganda putri Indonesia di ajang ini, sejatinya mereka mampu meraih juara khususnya Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang tampil sangat impresif sebelum babak semifinal.

Bagaimana tidak, ganda putri peringkat lima dunia tersebut mampu menaklukan ganda putri peringkat empat atau satu rangking lebih baik dari mereka di babak perempatfinal.

Pada babak perempatfinal Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil mengalahkan Chen Qingchen/Jia Yifan, bahkan mereka menaklukan ganda putri asal China tersebut dengan dua set langsung 23,-25 dan 21-23.

Sayangnya penampilan impresif Greysia Polii/Apriyani Rahayu saat menaklukan Chen Qingchen/Jia Yifan tak mampu dilanjutkan saat berhadapan dengan ganda putri Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, mereka pun kalah 21-19, 21-19.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu berhasil mengalahkan ganda Jepang, Ayoko Sakuramoto/Yukito Takahata dengan skor 21-15 dan 21-16 pada babak pertama Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/07/19). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTGanda Putri Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu berhasil mengalahkan ganda Jepang, Ayoko Sakuramoto/Yukito Takahata dengan skor 21-15 dan 21-16 pada babak pertama Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/07/19). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT

Menilik dari permainan keduanya saat di babak semifinal, terlihat jika ganda putri Indonesia kehilangan fokus bahkan tenaga mereka seolah hilang sehingga lawan dengan mudah memberikan bola mematikan.

Bahkan hal tersebut juga diakui oleh pelatih ganda putri, Eng Hian, yang menyebut jika kekuatan Greysia Polii/Apriyani Rahayu telah habis di babak perempatfinal. Hal itu membuat Greysia/Apriyani mengalami blank.

"Melihat di partai sebelumnya, mereka itu tentionnya, fokusnya sudah habis-habisan maksimal saat kemarin menghadapi pertandingan perempat final," ucao Eng Hian seperti dilansir laman badmintonindonesia.org.

"Saya melihat di game pertama (babak semifinal) kemarin mereka sedikit blank. Tapi di game kedua mereka sudah bangkit lagi. Kalau kemarin saya lihat (kendala) lebih banyak dari masalah teknis saja," tambahnya.

Jika Greysia Polii/Apriyani Rahayu mengalami masalah kehabisan bensin di babak semifinal, maka lain halnya dengan dua ganda putri Indonesia Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto serta Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta.

Dua ganda putri muda Indoesia ini disebut Eng Hian masih jauh dari kata siap untuk menghadapi turnamen dunia. Namun jika melihat salah satu pertandingan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta kontra wakil Korea Selatan kemarin, Eng Hian mengaku optimistis jika ganda putri Indonesia ini masih dapat berkembang.

"Untuk Jauza/Yulfira memang levelnya di turnamen Kejuaraan Dunia, standar mereka masih jauh untuk bicara elite dunia. Jadi PR buat kami tim pelatih maupun dari atletnya sendiri untuk bekerja keras," imbuhnya.

"Della/Rizki, saya lihat ada perubahan positif. Kemarin mereka tunjukkan saat melawan Korea (Lee So Hee/Shin Sung Chan), memang kalah hasilnya, tapi tren positif ini, kemauan mereka untuk berjuang habis-habisan itu terlihat," tutup Eng Hian.

Andai peforma keduanya mampu dimaksimalkan kembali, paling tidak bisa memberikan hasil impresif di ajang China Open 2019, bukan tak mungkin keduanya dapat mewakilii Indonesia di ajang Olimpiade 2020.