Evaluasi Kejuaraan Dunia 2019, Greysia Polii: Tak Mau Hanya Sekedar Semifinal

Kamis, 29 Agustus 2019 01:44 WIB
Penulis: Shintya Maharani | Editor: Prio Hari Kristanto
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu berhasil mengalahkan ganda Jepang, Ayoko Sakuramoto/Yukito Takahata dengan skor 21-15 dan 21-16 pada babak pertama Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/07/19). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu berhasil mengalahkan ganda Jepang, Ayoko Sakuramoto/Yukito Takahata dengan skor 21-15 dan 21-16 pada babak pertama Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/07/19). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - Dua tahun berturut-turut pada perhelatan Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018 dan 2019, pasangan ganda putri andalan Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, selalu terhenti pada babak semifinal dan meraih medali perunggu.

Pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 di St. Jakobshalle Basel, Swiss ini, Greysia/Apri kalah oleh pasangan asal Jepang Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara lewat dua gim langsung dengan skor 12-21 dan 19-21 pada Sabtu (24/08/19).

Lantas, apa selanjutnya strategi yang dilakukan oleh pasangan yang kini menduduki peringkat ke-5 dunia dengan perolehan 77.395 poin tersebut? Berikut penuturan Greysia yang ditemui usai acara penyerahan apresiasi untuk atlet oleh Kemenpora RI pada Rabu (28/08/19).

“Sehabis ini, motivasinya bukan hanya mempertahankan ya tapi ingin lebih dari hanya sekadar babak semifinal,” ujar Greysia tegas.

Seperti yang diketahui, pada Kejuaraan Dunia 2019 ini Jepang berhasil mendominasi dengan perolehan dua gelar juara yang diraih pada nomor ganda putri dan tunggal putra. Bagaimana pendapat Greysia akan hal tersebut?

“Untuk sekarang memang seperti yang kita ketahui bahwa Jepang masih mendominasi sekali, dan kami selalu cari cara untuk bisa melewati mereka,” tutur atlet berusia 32 tahun tersebut.

“Terlebih mereka bukan hanya ada satu pasangan saja, tetapi 3-4 pasangan kan. Selain Jepang, juga ada Cina, Korea yang harus selalu Indonesia waspadai,” katanya.