Liliyana Natsir, Jebolan PB Djarum yang Berikan Medali Emas Olimpiade untuk Indonesia

Senin, 9 September 2019 08:50 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© INDOSPORT
Liliyana Natsir legenda bulutangkis Indonesia untuk nomor ganda campuran, jebolan PB Djarum. Copyright: © INDOSPORT
Liliyana Natsir legenda bulutangkis Indonesia untuk nomor ganda campuran, jebolan PB Djarum.

INDOSPORT.COM - Tepat hari ini, tanggal 9 September, 34 tahun lalu lahir seorang putri yang kelak menjadi legenda bulutangkis Indonesia, ialah Liliyana Natsir, salah satu jebolan terbaik PB Djarum.

Liliyana Natsir lahir pada tanggal 9 September 1985 di Manado, Sulawesi Utara merupakan salah satu jebolan PB Djarum yang mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Sejak sekolah dasar, bakat Liliyana Natsir di bulutangkis sudah tercium. Bahkan pada saat berusia 12 tahun, dia merantau ke ibukota Indonesia, Jakarta untuk gabung PB Tangkas.

Lima tahun kemudian saat dia berusia 17 tahun pada tahun 2002, Liliyana Natsir terpilih mengikuti Pelatnas Cipayung dan bakatnya untuk nomor ganda campuran terlihat di sini.

Bersama Markis Kido, dia berhasil mengantarkan Indonesia naik podium tertinggi yakni juara Kejuaraan Asia Junior dan Indonesia Open Junior 2002.

Dua tahun berselang, tahun 2004, Butet, sapaan akrab Liliyana ditunjuk menggantikan Vita Marissa yang cedera untuk jadi pasangan Nova Widianto.

Di usia yang masih sangat muda, yakni 20 tahun, Butet dan Nova langsung memberikan sederet prestasi untuk Indonesia.

Pasangan Butet/Nova berhasil menjadi juara di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2005 di Los Angeles, Amerika Serikat. Tahun 2007 Butet/Nova kembali menjuarai turnamen kelas dunia yang berlangsung di negara tetangga, Kuala Lumpur, Malaysia.

Liliyana Gabung PB Djarum

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir merayakan kemenangan jadi juara Indonesia Open 2018. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTTontowi Ahmad dan Liliyana Natsir merayakan kemenangan jadi juara Indonesia Open 2018.

Setelah tampil bersinar di usianya yang masih belia, Liliyana pun dipasangkan oleh pemain muda lainnya yang merupakan binaan dari PB Djarum, Tontowi Ahmad. Baru sekali diturunkan di turnamen dunia, pasangan ini membuktikan kekompakan dengan menyabet gelar juara.

Pasangan Tontowi/Butet langsung meraih gelar juara di Macau Open 2010. Dia mengalahkan pasangan ganda campuran Indonesia lainnya, Hendra Aprida/Vita Marissa di babak final dalam dua set langsung.

Lanjut dengan Tontowi Ahmad, nama Butet makin bersinar di dunia bulutangkis Indonesia dan juga dunia. Dia berhasil meraih gelar juara All England di tahun 2012, mengalahkan unggulan dari Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Ryhter Juhl.

Gelar juara All England untuk nomor ganda campuran memang sudah sangat lama dinantikan oleh Indonesia. Terakhir kali, kita juara di nomor ini untuk kejuaraan All England, terjadi pada tahun 1979 saat pasangan Christian Hadinata/Imelda Wiguna memenangkannya.

Terus memberikan gelar juara dan medali emas untuk Indonesia bersama Tontowi Ahmad, Butet pun memutuskan untuk gabung dengan PB Djarum. Setelah keputusan ini, sederet prestasi terus diraih oleh Owi/Butet.

Di tahun yang sama saat dirinya bergabung dengan PB Djarum, Butet kembali menyabet gelar juara bersama Tontowi Ahmad di All England 2014. Gelar ketiga Butet di All England ini diraih usai mengalahkan ganda campuran China, Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Hingga pada akhirnya yang mungkin bisa dibilang gelar juara paling berarti untuk Indonesia dari seorang Butet adalah medali emas di Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.

Tontowi/Butet berhasil meraih medali emas Olimpiade Musim Panas 2016 dengan mengalahkan pasangan ganda campuran Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di babak final.

Meski baru di tahun 2014 bergabung dengan PB Djarum, tentunya sederet prestasi lainnya seperti 3 kali juara dunia dan 3 kali juara All England, membuat Butet juga merasa sedih dengan berita yang berkembang akhir-akhir ini.

"saya merasakan sendiri bagaimana mulai sebagai atlet kecil di daerah lalu hijrah ke Jakarta dan akhirnya bisa jadi seperti sekarang ini. Audisi umum (PB Djarum) merupakan salah satu solusi untuk membantu orang tua, dan tentunya bagi anak mewujudkan mimpi mereka menjadi atlet dunia," ucap Butet kepada awak media saat menghadiri acara pencarian bakat PB Djarum di Sasana Krida GOR Satria, Purwokerto, Minggu (08/09/19) kemarin.

Melihat tinta emas yang sudah digoreskan Liliyana Natsir dalam sejarah olahraga Indonesia, khususnya di bulutangkis, tentu sedikit banyak terdapat peran PB Djarum di dalamnya. Apalagi pasangan terbaik Butet, Tontowi Ahmad yang memang binaan dari PB Djarum.