Evaluasi Tunggal Putri Indonesia Usai Chinese Taipei Open 2019

Rabu, 11 September 2019 21:28 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Yohanes Ishak
© Herry Ibrahim/Indosport.com
Tunggal putri andalan Indonesia Fitriani. Copyright: © Herry Ibrahim/Indosport.com
Tunggal putri andalan Indonesia Fitriani.

INDOSPORT.COM - Chinese Taipei Open 2019 memang sudah selesai. Namun setidaknya bisa mengulas sedikit untuk jadi bahan evaluasi tunggal putri Indonesia pasca kejuaraan tersebut.

Turnamen bulutangkis internasional ini berlangsung di Taipei Arena sejak 3 sampai 8 September 2019 dan memperebutkan hadiah Rp7 miliar (500 ribu USD).

Indonesia setidaknya menurunkan lima pemain andalan untuk sektor tunggal putri, yakni Yulia Yosephin Susanto, Gregoria Mariska Tunjung Cahyaningsih, Lyanny Alesandra Mainaky, Ruselli Hartawan, dan Fitriani.

Meski begitu ada dua tungga putri, yaitu Lyanny Alessandra Mainaky dan Yulia Yosephin Susanto yang harus gugur di pertandingan pertama Chinese Taipei Open 2019.

Yulia Yosephin Susanto harus takluk dari wakil Jepang Ayumi Mine dalam pertandingan dua gim langsung dengan skor 21-14, 21-14.

Sedangkan Lyanny Alessandra Mainaky juga tunduk oleh Zhang Beiwen (Amerika Serikat) dengan tiga gim 23-21, 14-21, 15-21. Tentu ini hasil kurang memuaskan.

Berlanjut ke Ruselli Hartawan yang sempat menang pada partai perdana. Akan tetapi kandas pula saat bersua Fitriani di pertandingan kedua dengan hasil 22-24, 18-21.

Untuk Fitriani sendiri mampu melaju ke partai perempatfinal. Namun upaya Fitriani untuk bisa terus melaju harus pupus saat dikalahkan Supanida Katethong (Thailand) 13-21, 19-21.

© Humas PBSI
Ruselli Hartawan. Copyright: Humas PBSITunggal putri andalan Indonesia Ruselli Hartawan.

Sementara itu Gregoria Mariska Tunjung juga bisa bertanding sampai perempatfinal. Namun harus kalah dari tunggal putri Sung Ji-hyun dengan skor 7-21, 21-13, 21-19.

Padahal sebelumnya Gregoria Mariska sempat berujar ingin memenangkan Chinese Taipei Open 2019. Hal itu diutarakannya saat Pelatnas PBSI Cipayung.

"Ya itu untuk menantang diri saya sendiri agar bisa juara di sana. Ingin raih gelar pertama BWF World Tour," papar Gregoria beberapa waktu lalu.

Pada edisi Chinese Taipei 2018, Indonesia menurunkan tiga wakil, yaitu Fitriani, Dinar Dyah Ayustine, dan Ruselli Hartawan. Tetapi hanya Fitriani yang bisa melaju ke perempatfinal.

Sedangkan pada 2017, Indonesia yang mengandalkan Debora Rumate Vahrenica di Chinese Taipei Open harus pulang terlebih dahulu ketika kalah dari wakil tuan rumah Hsu Ya-ching (6-21, 7-21).

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska menang atas tunggal Thailand, Pornpawee ChoChuwong dengan skor 21-10 dan 21-8 pada babak pertama Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/07/19). Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTTunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska menang atas tunggal Thailand, Pornpawee ChoChuwong dengan skor 21-10 dan 21-8 pada babak pertama Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/07/19).

Melihat ranking BWF 2019, posisi Gregoria Mariska tetap berada diurutan ke-14 dengan 51,140 poin. Hal serupa juga dirasakan Fitriani yang duduk di posisi ke-30 (40,874 angka).

Untuk posisi Ruselli Hartawan mengalami penurunan satu tingkat pasca mengikuti Chinese Taipei Open 2019. Tadinya di urutan ke-36 jadi ke-37 untuk sekarang.

Wakil tunggal putri Indonesia lainnya berada diposisi 40-an ke bawah. Tampaknya ini menjadi catatan tersendiri bagi generasi tunggal putri Tanah Air.

Karena tunggal putri Indonesia terakhir kali merasakan juara Chinese Taipei Open pada 1996 silam, dimana Susy Susanti yang merengkuh gelar.

Dalam sejarahnya, hanya ada tiga tunggal putri Indonesia yang pernah juara Chinese Taipei Open, yaitu Susy Susanti, Ivanna Lie, dan Yuliani Sentosa.

Hasil ini menjadi catatan tersendiri untuk para tunggal putri dan PBSI agar di edisi 2020 bisa lebih baik atau merebut juara untuk melepas dahaga yang telah lama tak jawara.