In-depth

PT dan PB Djarum Tak Serupa tapi Berkaitan

Senin, 23 September 2019 18:20 WIB
Penulis: Juni Adi | Editor: Arum Kusuma Dewi
© INDOSPORT
Logo PB Djarum Copyright: © INDOSPORT
Logo PB Djarum

INDOSPORT.COM - PB Djarum berencana menghentikan program Audisi Umum Bulutangkis mulai tahun 2020 mendatang, setelah terlibat persoalan dengan Komisi Perlindungan Anak (KPAI).

KPAI dan 10 LSM menuding bahwa audisi tersebut telah terjadi eksploitasi terhadap anak, karena terdapat tulisan Djarum di baju para peserta, sehingga mereka meminta pihak PB Djarum menghilangkannya.

Permintaan tersebut pun akhirnya dipenuhi. Saat audisi di Purwokerto pada awal September 2019 lalu, PB Djarum mempersilakan para peserta memakai kaos dari klubnya masing-masing.

Namun, KPAI meminta lebih. Mereka melihat masih ada logo dan tulisan Djarum di audisi tersebut seperti kaos yang digunakan oleh wasit, dan panitia. Tapi PB Djarum menolak untuk mengikuti permintaan kali ini.

Hingga puncaknya, PB Djarum melalui Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin menyatakan pihaknya akan pamit dan tidak akan lagi menggelar audisi tahun depan.

“Pada audisi kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang pamit sementara waktu, karena tahun 2020 kami memutuskan untuk menghentikan audisi umum,” ucap Yoppy, Sabtu (07/09/19).

"Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kita hentikan dulu, biar reda dulu, dan masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik," lanjutnya.

Tentu hal ini sangat disayangkan banyak pihak. Terlebih, PB Djarum telah berjasa banyak di dunia bulutangkis Indonesia dengan melahirkan banyak atlet andal, dan melegenda.

Lantas bagaimana sejarahnya PB Djarum berdiri dan apa perbedaannya dengan PT Djarum?

Sejarah PB Djarum

Persatuan Bulutangkis Djarum atau PB Djarum pertama kali berdiri dan diresmikan pada tahun 1974. Dilansir dari laman resmi mereka, PB ini semula didirikan sebagai wadah penyaluran hobi bulutangkis, bagi para karyawan yang bekerja di pabrik rokok PT Djarum, di Kudus, Jawa Tengah.

Cikal bakal terbentukanya ada di tahun 1969. Saat itu setiap sore usai jam pulang kerja, sejumlah karyawan bermain bulutangkis di dalam pabrik yang biasa digunakan untuk melinting rokok.

Saking gemarnya dengan olahraga tepok bulu ini, mereka pun membentuk Komunitas Kudus. Seiring berjalannya waktu, latihan para karyawan tak hanya diisi oleh anggota perkumpulan tersebut, melainkan juga ada orang lain termasuk atlet bulutangkis dari luar pabrik salah satunya Liem Swie King.

Hal itu tentunya sangat mengejutkan, mengingat King saat itu adalah pebulutangkis ternama karena banyak menorehkan prestasi membanggakan.

Beberapa gelar yang diraihnya adalah juara turnamen bulutangkis se-Jawa Tengah tahun 1972, juara cabang bulutangkis Pekan Olahraga Pelajar Indonesia (POPSI) tingkat Provinsi.

Lalu ia sukses merengkuh gelar Piala Gubernur Jawa Tengah tahun 1973, serta merebut medali perak di Pekan Olahraga Nasional (PON) 1973.

Antusiasme yang tinggi dari karyawan pabrik, warga sekitar termasuk anak-anak ditambah adanya fenomena Lim Swie King, membuat PT Djarum tercetus untuk mendukung karena mereka percaya bisa berperan besar untuk melakukan pembinaan bulutangkis di Tanah Air.

Ditambah lagi putra kedua pemilik perusahaan PT Djarum, Robert Budi Hartono juga menggemari olahraga bulutangkis ini. Maka tahun 1974 pun akhirnya diresmikan perkumpulan latihan badminton dengan nama PB Djarum.

Seiring berjalannya waktu, cita-cita berdirinya PB Djarum benar-benar terwujud. Mereka berperan besar dalam pembinaan bulutangkis di Indonesia. Banyaknya atlet handal dan legenda yang lahir dari PB Djarum adalah buktinya.

Ada Kaitannya Namun Berbeda dengan PT Djarum

Pada perkembangannya, PB Djarum berada di bawah naungan Djarum Foundation yang didirikan oleh Robert Budi Hartono bersama kakaknya, Michael Bambang Hartono yang diresmikan pada 30 April 1986.

Total, Djarum Foundation memiliki lima lini bakti. PB Djarum yang bergerak di bidang olahraga adalah salah satunya, sedangkan empat lainnya bergerak di bidang sosial, lingkungan, pendidikan, dan budaya.

Lahirnya PB Djarum maupun Djarum Foundation, tidak lepas dari peran PT Djarum. Namun, seperti yang pernah dibilang Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin yayasan ini tidak ada kaitannya dengan produk rokok, murni untuk membantu olahraga Indonesia.

"Kami sudah menjelaskan dan banyak bukti kalau PB Djarum itu bukan produk tembakau, dan tahun lalu pun kami mendapat penghargaan sebagai Institusi Olahraga of the Year dari Menpora. Itu bukti nyata kami bukan produk rokok," kata Yoppy menegaskan.

Sekadar informasi, saat berita ini dipublikasikan, PB Djarum dan KPAI melakukan sebuah kesepakatan yang menghasilkan bahwasannya audisi bulutangkis tetap dilaksanakan pada 2020 mendatang.