In-depth

Titik Nadir PB Djarum, Sempat Ingin Bubar di Tahun 1990-an

Selasa, 24 September 2019 17:00 WIB
Editor: Juni Adi
© INDOSPORT
Logo PB Djarum Copyright: © INDOSPORT
Logo PB Djarum

INDOSPORT.COM - Cerita PB Djarum yang sempat nyaris bubar pada tahun 1990-an, karena permasalahan nilai jual atau beli harga cengkeh melambung.

Beberapa pekan lalu, nama PB Djarum sempat menjadi headline di berbagai media masa Indonesia. Penyebabnya, mereka secara mengejutkan menyatakan ingin menghentikan audisi umum beasiswa bulutangkis mulai tahun 2020 mendatang.

Hal itu buntut dari polemik PB Djarum yang dituding telah melakukan eksploitasi anak dari kegiatan audisi tersebut, oleh Komisi Perlindungan Anak (KPAI) dan 10 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

KPAI menilai, adanya tulisan Djarum di baju para peserta merupakan sebuah promosi berkedok audisi, dan melanggar Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Serta Peraturan Pemerintah No 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.

"Ketika anak-anak dikenakan kaos, dengan tulisan Djarum ini secara tidak langsung juga mengenalkan brand Djarum kepada anak-anak kita yang belum tentu dia tahu awalnya. Bisa saja beranggapan Djarum itu bisa alat suntik maupun menjahit," kata Ketua KPAI, Susanto saat ditemui awak INDOSPORT pada Selasa (10/09/19).

Setelah berlarut-larut, polemik PB Djarum dengan KPAI ini akhirnya menemui jalan tengah. Kedua belah pihak yang berseteru akhirnya damai.

Setelah dipertemukan dan dimediasi oleh mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Kamis (12/09/19) lalu.

PB Djarum Nyaris Bangkrut

Eksploitasi anak bukanlah satu-satunya isu miring yang menerpa PB Djarum. Jauh sebelum itu, tepatnya sekitar tahun 1990-an, PB Djarum sempat dihantam oleh kabar pembubaran.

Penyebabnya PT Djarum yang merupakan salah satu produsen rokok ternama di Indonesia, nyaris bangkrut dipicu nilai beli cengkeh yang sangat tinggi.

Kala itu, cengkeh merupakan bahan rempah berharga bagi petani karena nilai jualnya sangat tinggi. Pernah, pada suatu masa, satu kilogram cengkeh berharga sama dengan tujuh gram emas.

Namun kejayaan petani cengkeh itu tak berlangsung lama, setelah adanya Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) yang didirikan oleh Presiden Soeharto kala itu.

Melalui keputusan Presiden tahun 1992, Soeharto menunjuk anak bungsunya Hutomo Mandala Putra alias Tommy menjadi ketua BPPC.

BPPC menjadi pengontrol satu-satunya di industri cengkeh. Semua hasil panen cengkeh dari petani tidak lagi bisa dijual langsung ke produsen rokok, melainkan wajib dijual ke Koperasi Unit Desa, untuk nantinya dibeli oleh BPPC.

Sayangnya, monopoli itu disalahgunakan. BPPC sebagai pihak satu-satunya yang bisa membeli cengkeh di Indonesia, bebas memainkan harga.

Mereka membeli cengkeh dari petani dengan harga semurah-murahnya, dan menjual ke pabrik rokok dengan harga semahal-mahalnya.

Itulah yang membuat PT Djarum mengalami kemerosotan finansial. Alhasil, PB Djarum yang berada di bawah naungan Djarum Foundation terkena imbasnya. 

"Kita pernah mengalami itu (masa suram) pada saat ada BPPC. Ketika industri rokok hampir gulung tikar. Semua dipusatkan," cerita Yoppy Rosimin selaku Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation lewat wawancara eksklusif kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.

"Karena itu, PB Djarum itu sudah dikatakan oleh pemiliknya tidak bisa lanjut, stop sampai di sini tahun 1990-an," lanjutnya Yoppy.

Namun, ditengah krisis itu para pengurus PB Djarum meminta kepada jajaran dan pemilik PT Djarum untuk tetap dipertahankan pembinaan bulutangkis, karena telah banyak melahirkan atlet hebat yang bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah dunia.

"Kita meminta kebijakan dari pemilik Djarum untuk tetap membina bulutangkis, walaupun dalam skala paling rendah pada saat itu."

"Kita rela tidak dikirim ke turnamen, menghemat besar-besaran. Karena pengeluaran kita itu budget-nya sudah tidak ada. Dan pemain-pemain juga berkomitmen untuk tetap berjuang, akhirnya kita lolos masalah dan tetap bertahan," pungkas Yoppy.

Cerita selengkapnya mengenai sepak terjang PB Djarum di dunia perbulutangkisan Indonesia, bisa simak wawancara eksklusif INDOSPORT bersama Yoppy Rosimin di bawah ini: