In-depth

Siapa Suharso Suhandinata, Nama di Balik Trofi Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis

Minggu, 6 Oktober 2019 21:12 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Arum Kusuma Dewi
© badmintonindonesia.org
World Junior Championships 2019, Indonesia rebut Piala Suhandinata. Copyright: © badmintonindonesia.org
World Junior Championships 2019, Indonesia rebut Piala Suhandinata.
Suharso Suhandinata, Diplomat Bulutangkis Dunia

Ketika Suharso Suhandinata diminta menjadi pimpinan, para pendiri PB Tangkas berencana membubarkan klub yang sudah dibentuk pada 21 Februari 1951 tersebut.

Namun demikian, atas dasar kecintaan terhadap bulutangkis, Suharso Suhandinata mengambil alih PB Tangkas dan memindahkannya pusat latihan ke daerah rumahnya di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Sejak saat itu, PB Tangkas berkembang menjadi klub bulutangkis ternama dan mampu menghasilkan nama-nama besar, seperti Icuk Sugiarto, Ricky Soebagdja, dan Liliyana Natsir.

Kesuksesannya menjadi pimpinan PB Tangkas membuat PBSI menariknya menjadi salah satu anggota pengurus. Hanya dalam waktu kurun satu tahun, tepatnya 1968, Suharso Suhandinata menduduki jabatan Wakil Ketua Umum PBSI.

Pada tahun 1975, ia diangkat menjadi anggota tetap IBF dan bertemu dengan Dick Sudirman yang namanya diabadikan menjadi kompetisi beregu bergengsi, Piala Sudirman.

Selama aktif di IBF, salah satu perjuangan besar Suharso Suhandinata ialah membawa olahraga bulutangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertimbangkan tampil di Olimpiade. Harapan itu akhirnya terwujud di Olimpiade Barcelona 1992.

Terobosan besar lain Suharso Suhandinata ialah menjadi jembatan penghubung antara IBF dan BWF. BWF sebenarnya merupakan pecahan dari IBF yang didirikan China pada Februari 1978 di Hong Kong.

Berdirinya BWF tidak lepas dari keputusan IBF yang menolak mengeluarkan asosiasi bulutangkis Afrika Selatan karena kasus politik apartheid. Di tengah konflik tersebut, Suharso Suhandinata berperan sebagai pemersatu dua organisasi tersebut.

Tiga tahun setelah memutuskan keluar dari IBF, negara-negara anggota BWF akhirnya kembali menjadi anggota IBF pada sebuah kongres tertanggal 26 Mei 1981.

Atas kehebatannya, Suharso Suhandinata mendapat julukan Diplomat Bulutangkis. Lewat Council Meeting BWF, pada 2008 disepakati nama turnamen beregu World Junior Team Championship berganti menjadi Suhadinata Cup.

Keputusan tersebut membuat Indonesia memiliki dua orang legenda bulutangkis yang namanya diabadikan menjadi kejuaraan bulutangkis internasional.