Hariyanto Arbi Ikut Angkat Suara soal Kasus Indisipliner Atlet di Pelatnas

Rabu, 9 Oktober 2019 21:15 WIB
Penulis: Shintya Maharani | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Legenda bulutangkis Indonesia, Hariyanto Arbi. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Legenda bulutangkis Indonesia, Hariyanto Arbi.

INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Indonesia, Michael Ludwig Hariyanto Arbi atau yang kerap disapa Arbi akhirnya ikut memberikan tanggapan terkait isu yang tengah santer belakangan ini di Pelatnas, yakni kasus indisipliner atlet.

Pemilik julukan "Smash 100 Watt" ini sangat menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, seharusnya seluruh pemain yang sudah masuk ke dalam Pelatnas PBSI bisa bersikap profesional sebagaimana mestinya.

"Harusnya para pemain itu sudah paham, tugas mereka di Pelatnas adalah berlatih agar bisa mencapai hasil yang maksimal di pertandingan," tutur Arbi, sapaannya saat ditemui seusai acara di bilangan Karet, Jakarta pada Rabu (09/10/19).

"Di Pelatnas itu mereka dibina untuk menjadi juara dunia, jadi mereka harus patuh terhadap seluruh peraturan pelatih," sambungnya tegas.

Arbi menambahkan, ia mengerti dengan tekanan yang dirasakan pemain selama masa pelatihan. Meskipun begitu, peraih juara dunia pada era 90-an itu tetap tidak setuju dengan pemain yang melakukan pelanggaran.

"Semua itu harus dikomunikasikan dengan pelatih, kembali lagi ke anaknya tapi. Target kan sudah jelas, kalau memang ingin jadi pemain hebat yah harus nurut," jelas Arbi.

"Kalaupun bosan dikasih waktu kok, Sabtu-Minggu kan bisa? Nah balik lagi tergantung bawaan dan sikap atletnya, maunya gimana?" ucapnya.

Arbi berharap semoga kasus ini tidak akan terjadi lagi dan menjadi pelajaran sekaligus evaluasi bagi para pemain yang lainnya.

"Mereka sudah besar, bukan anak kecil lagi. Kasian juga pelatihnya, tanggung jawab pelatih itu luar biasa berat loh," pungkasnya.

Beberapa waktu lalu, ramai diberitakan pebulutangkis Praveen Jordan melakukan tindakan indislipiner. Ia dilaporkan mangkir dari sesi latihan tanpa seizin sang pelatih, Richard Mainaky.