Kabar Zhang Ning, Pebulutangkis ‘Sial’ China yang Ditekuk Anak Ajaib Indonesia

Kamis, 10 Oktober 2019 13:00 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Lanjar Wiratri
© South China Morning Post
Eks pebulutangkis China, Zhang Ning, saat meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008. Copyright: © South China Morning Post
Eks pebulutangkis China, Zhang Ning, saat meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008.

INDOSPORT.COM - Mari mengetahui sedikit kabar dari Zhang Ning, mantan pebulutangkis 'sial' China yang ditekuk anak ajaib Indonesia, Mia Audina.

Wanita yang kini berusia 44 tahun itu mulai dikenal publik kala tampil di kejuaraan bulutangkis dunia sekitar 1990-an silam.

Ada kisah menarik dari Zhang Ning yang mungkin sempat terlupakan oleh para penggemar tepok bulu Tanah Air, baik sebelum generasi milenial hingga Z.

Tepatnya pada Uber Cup 1994, Zhang Ning yang mewakili tunggal ketiga China bersua wakil Indonesia pada partai final di Jakarta, 20 Mei silam.

Saat itu Zhang Ning, yang berusia 19 tahun, mesti berhadapan dengan Mia Audina (14 tahun kala itu). Duel ini menentukan kedua negara untuk meraih juara.

© Graham Chadwick /Allsport via Getty Images
Mia Audina saat masih aktif membela Indonesia Copyright: Graham Chadwick /Allsport via Getty ImagesMia Audina saat masih aktif membela Indonesia.

Siapa yang menduga kalau Mia Audina mampu tampil memukau dengan mengalahkan Zhang Ning dalam permainan tiga set 11-7, 10-12, dan 11-4.

Mia Audina pun langsung mendapat julukan sebagai anak ajaib yang mampu membawa nama Indonesia meraih gelar juara Piala Uber 1994 usai mengalahkan Zhang Ning.

Pada era 1990-an bisa disebut sebagai masa sulit bagi Zhang Ning untuk bersinar. Karena para pebulutangkis putri China lainnya mampu tampil memukau.

Momen kurang mengenakan kembali dirasakan Zhang Ning kala kembali kandas di final Uber Cup 1996. Dirinya kandas dari putri Indonesia Meluawati dengan skor 11-6, 11-2.

Mimpi buruk yang dialami Zhang Ning mulai memudar ketika memasuki era 2000-an. Gelar juara pertama Zhang Ning diraih kala menjuarai Swiss Open, tepatnya 23 Februari 2003.

© 9Kudos
Eks pebulutangkis China, Zhang Ning. Copyright: 9KudosEks pebulutangkis China, Zhang Ning.

Karena perempuan kelahiran Jinzhou, Liaoning, Tiongkok ini menjuarai Kejuaraan Dunia BWF pada usai mengalahkan Gong Ruina (China) dengan skor 11-6 dan 11-3, Agustus 2003.

Tak hanya disitu saja, berbagai kejuaraan mulai dari Singapura Open, Jerman Open, Hong Kong Open, Korea Open, Malaysia Open, Jepang Open, hingga Olimpiade (Athena dan Beijing).

Pada Oktober 2008, Zhang Ning memilih pensiun dari dunia bulutangkis pasca meraih medali emas Olimpiade Beijiing. Namun hidupnya tak bisa jauh dari badminton.

Pasalnya Zhang Ning merambah ke dunia kepelatihan bulutangkis. November 2008, debut Zhang Ning sebagai pelatih tunggal putri China berjalan begitu mulus.

Dikutip The Star, Zhang Ning menuturkan kalau dulu sempat berujar kepada pelatih bahwa dirinya akan memenangkan pertandingan esok agar juru taktik bisa sedikit santai pasca laga.

© Zimbio
Eks pebulutangkis China, Zhang Ning. Copyright: ZimbioEks pebulutangkis China, Zhang Ning.

"Kini giliran saya yang mengatakan kepada para pemain untuk memberikan hari libur bagi saya besok," kata Zhang Ning di sela-sela Turnamen China Open 2008.

Kendati begitu pada November 2012 silam, Zhang Ning dikaruniai seorang putri. Sehingga dirinya mesti vakum selama enam bulan dari dunia kepelatihan Timnas Putri China.

Sekembalinya dari masa cuti, Zhang Ning tetap bekerja sebagaimana mestinya dalam melatih para tunggal putri China di berbagai kejuaraan.

Akan tetapi kabar tak sedap menghampiri Zhang Ning ketika dirinya didepak dari kursi kepelatihan Timnas Putri China usai mendapat hasil minor di Uber Cup 2018 silam.

Lantaran sepeninggal Wang Shixian dan Wang Yihan pada 2016 lalu, prestasi tunggal putri China semakin merosot. Puncaknya Asosiasi Bulutangkis China melepas Zhang Ning.

Menurut media setempat, posisi Zhang Ning bakal diganti oleh pelatih sekaliber Luo Yigang. Selepas kabar tersebut jejak Zhang Ning tak terlihat lagi.

Bahkan jejak di media sosial saja tak diketahui apalagi pemberitaan media setempat yang tak lagi menyoroti kiprah Zhang Ning sebagai pelatih.