In-depth

Hasil Evaluasi Denmark Open 2019: Ganda Putri, Sulit Jaga Konsistensi

Selasa, 22 Oktober 2019 18:37 WIB
Editor: Juni Adi
© Humas PBSI
Greysia Polii/Apriyani Rahayu di babak pertama Denmark Open 2019. Copyright: © Humas PBSI
Greysia Polii/Apriyani Rahayu di babak pertama Denmark Open 2019.

INDOSPORT.COM - Ganda putri Indonesia gagal mendulang sukses di gelaran Denmark Open 2019. Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang jadi andalan, hanya mampu mencapai babak kedua.

Salah satu turnamen bulutangkis paling bergengsi di dunia, Denmark Open 2019 baru saja rampung diselenggarakan dari tanggal 15 hingga 20 Oktober 2019.

Sebanyak lima negara berhasil meloloskan wakilnya ke partai final, yaitu Jepang, China Taipei, China, Indonesia dan Korea Selatan.

Indonesia sendiri berhasil melahirkan dua jawara dari total 15 wakil yang dikirim. Masing-masing dari sektor ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.

Sementara tiga sektor lainnya, gagal mendulang sukses dalam ajang berkategori BWF World Tour Super 75 ini, salah satunya di nomor ganda putri.

Duet Greysia Polii/Apriyani Rahayu diharapkan mampu berbicara banyak di Denmark Open 2019, karena mereka masih jadi andalan bagi Indonesia di beberapa turnamen bulutangkis.

Sayangnya, Greysia/Apriyani hanya mampu melangkah hingga babak kedua, setelah langkahnya dihentikan pasangan Korea Selatan, Chang Ye Na/Kim Hye Rin dengan skor 21-14, 21-10.

Sebelumnya Greysia/Apriyani sudah pernah bertemu satu kali dengan Chang/Kim. Pada Thailand Open 2019, sayangnya mereka juga menelan kekalahan, dengan skor 21-9, 21-23, 19-21.

"Kami melakukan banyak kesalahan di pertandingan ini, sementara lawan bermain sangat bagus. Kami tidak bisa mengeluarkan permainan terbaik kami," kata Greysia menukil dari laman resmi PBSI.

"Ini memang menjadi tantangan tersendiri buat kami. Tahun ini kami akui kepercayaan diri kami cukup menurun. Dan untuk balik ke performa terbaik itu benar-benar butuh waktu,” lanjut wanita berusia 32 tahun tersebut.

Tamparan Bagi PBSI

Kekalahan ini tentunya menjadi tamparan keras bagi jajaran pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), untuk kembali melahirkan atlet ganda putri tangguh.

Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan prestasi ganda putri Indonesia, seperti yang pernah ada dalam sosok duet Liliyana Natsir/Vita Marissa.

Pasangan ini sukses mengembalikan pamor Indonesia di kancah internasional. Prestasi pertama keduanya yakni menjuarai China Masters Superseries 2007.

Keduanya kembali menjadi andalan Indonesia pada Piala Uber 2008 di Jakarta dan konsisten menyumbang poin. Prestasi itu berlanjut. Liliyana/Vita berhasil menjuarai Indonesia Open 2008 dan mengantar keduanya ke peringkat empat dunia.

Selain bagi PBSI, hasil buruk yang didapat Greysia/Apriyani juga jadi cambuk bagi mereka sendiri, untuk terus berupaya menjaga konsistensi dan kualitas permainannya.

Sebab, tahun 2018 lalu pasangan Greysia/Apriyani mampu berbicara banyak di Denmark Open, dimana mereka berhasil menembus babak semifinal. 

Pencapaian Terbaik Greysia Polii/Apriyani

Pencapaian itu membawa nama Greysia/Apriyani berhasil mendobrak peringkat tiga besar ganda putri dunia dalam ranking BWF dengan mengantongi 83.265 poin. Sebuah capaian terbaik dari dari duet ini, sejak pertama kali dipasangkan pada Piala Sudirman 2017.

“Tentunya ada banyak hal yang menjadi PR kami. Dari kami secara individu dan sebagai pasangan. Kami terus mencoba lebih baik dan berharap mendapat hasil maksimal. Karena turnamen terus bergulir jelang Olimpiade Tokyo,” tukas Greysia.

Selesai dari Denmark Open 2019, Greysia/Apriyani masih punya pekerjaan rumah (PR) beberapa turnamen yang akan dihadapi. Yang paling dekat ialah French Open 2019 yang akan berlangsung pekan depan. Keduanya pun berharap bisa tampil lebih baik lagi.