Fakta Miris Bulutangkis Mariana Utara: Dari Tidak Punya Pelatih hingga Diterjang Angin Topan

Kamis, 14 November 2019 17:27 WIB
Editor: Isman Fadil
© Badminton Oceania
Tim bulutangkis Mariana Utara di Olimpiade Pasifik 2019. Copyright: © Badminton Oceania
Tim bulutangkis Mariana Utara di Olimpiade Pasifik 2019.

INDOSPORT.COM – Tidak semulus tim bulutangkis di negara kawasan Asia dan Eropa, Mariana Utara justru mengalami beberapa kendala untuk bisa memajukan olahraga tepok bulu tersebut.

Seperti contoh baru-baru ini, Mariana Utara mengalami nasib miris menjelang persiapan Olimpiade Pasifik 2019 yang diselenggarakan di Apia, Samoa, Juli lalu. Pasalnya, menjelang turnamen berlangsung, tim bulutangkis negara bagian dari persemakmuran Amerika Serikat ini tidak memiliki pelatih.

Apalagi mereka juga tidak memiliki pengalaman bertanding di event lokal maupun internasional. Minimnya fasilitas di negara tersebut membuat pebulutangkis Mariana Utara memilih latihan dan berkompetisi di negara tetangga, Guam.

"Kami hanya bermain di Guam di mana kami juga bisa bersaing dengan pebulutangkis dari Filipina karena mereka diundang untuk menjadi lawan tanding kami," ujar pebulutangkis tunggal putri Mariana Utara, Janelle Pangilinan, seperti dilansir dari laman Badminton Oceania

Pemain Mariana Utara juga tidak memiliki pelatih untuk persiapan turnamen Olimpade Pasifik. Mereka hanya mengandalkan Youtube dan Facebook untuk mempelajari kekuatan lawan. Mereka datang ke kompetisi olahraga terbesar di kawasan Pasifik itu hanya bermodal tekad yang kuat.

“Kami tidak memiliki pelatih resmi, jadi kami hanya mengandalkan Youtube dan Facebook. Kami hanya melihat apa yang mereka (calon lawan) lakukan dan menyesuaikannya ke permainan kami,” kata salah satu pebulutangkis putra Mariana Utara, Ezekiel Macario.
 

Topan Super Yutu Ganggu Persiapan Tim Bulutangkis Mariana Utara

Tidak hanya sampai di situ, sebelum Olimpiade Pasifik 2019 berlangsung, fasilitas yang digunakan tim Mariana Utara untuk berlatih juga mengalami kerusakan parah. Ironisnya, perbaikan fasilitas justru baru dilakukan setelah turnamen berakhir.

Kerusakan fasilitas tersebut sudah berlangsung lama setelah Topan Yutu menghantam wilayah Pasifik pada Oktober 2018. Perbaikan fasilitas tersebut baru selesai pada awal bulan Sepetember 2019.

Keadaan fasilitas yang tidak layak ini sempat menghambat tim Mariana Utara dalam mempersiapkan diri menuju olimpiade Pasifik. Badai topan juga sempat menghantam fasilitas tersebut hingga menyebabkan atap fasilitas latihan mengalami kebocoran.

“Kami juga diserang topan yang menghantam wilayah kami menjelang awal tahun 2019 ini. Akibatnya kami jadi kesulitan berlatih dengan intensitas yang lama karena tempat gym yang biasa digunakan ditutup untuk sementara karena ada perbaikan," kata pebulutangkis Mariana Utara lainnya, Daniel Macario.

Namun, beberapa hambatan tidak menyurutkan mental para pemain. Justru dari hambatan itu, tim Mariana Utara menunjukkan kepada negara lainnya bahwa Di balik kesulitan, selalu ada kemudahan.

Awalnya, Mariana Utara kalah atas tim unggulan Olimpiade Pasifik cabang bulutangkis, Tahiti dengan perolehan skor 5-0. Namun, di pertandingan selanjutnya, Mariana Utara memenangkan pertandingan saat melawan tuan rumah Samoa dengan skor 4-1.

“Ketika tim mulai menang, saya merasa lebih termotivasi untuk kembali menang. Satu hal yang saya khawatirkan adalah meminimalkan kesalahan yang kami lakukan dengan baik di lapangan. Senang rasanya menutup kemenangan bagi kami melawan tim tuan rumah,” ucap Nathan Guerrero, pebulutangkis Mariana Utara dari sektor ganda campuran.
 

Bukti Serius Mariana Utara Memajukan Olahraga Bulutangkis

Sejak Topan Yutu menyerang wilayah Pasifik, Mariana Utara bergerak cepat untuk melakukan renovasi besar-besaran terhadap fasilitas latihan bulutangkis yang rusak akibat angin kencang tersebut.

Menariknya fasilitas latihan ini jauh lebih baik ketimbang sebelum mengalami kerusakan akibat topan. Seperti pemasangan lantai sintetis, lampu, dan net. Renovasi ini membuat Mariana Utara sudah siap untuk latihan dan menggelar kompetisi.

“Saya sangat senang dengan renovasi atau peningkatan fasilitas, terutama pemasangan lantai sintetis. Setelah topan menyerang, kami tidak bisa bermain selama berbulan-bulan dan itu sulit karena kami sedang bersiap-siap untuk pertandingan Pasifik Samoa, ”kata pebulutangkis tunggal putra, Nate Guerrero, dikutip dari Saipan Tribune.

© saipantribune.com
Tempat latihan bulutangkis Mariana Utara milik NMBA Copyright: saipantribune.comTempat latihan bulutangkis Mariana Utara milik NMBA

"Dulu ketika kami mulai berlatih, atapnya sering bocor jadi masih belum aman untuk dimainkan. Sekarang fasilitas jadi lebih cantik dan saya berterima kasih dengan pimpinan NMBA (PBSI-nya Mariana Utara)," imbuh kapten tim bulutangkis Mariana Utara di Olimpiade Pasifik 2019 tersebut.

Sementara itu Presiden Northern Marianas Badminton Association (NMBA), Merlie Tolentino, menerangkan bahwa Mariana Utara sudah siap menggelar turnamen bulutangkis internasional, seperti Pacific Mini Games 2021.

"Kami senang bisa memberitahu pemain bulutangkis sekarang, bahwa mereka bisa bermain di lapangan milik NMBA. Kami juga berencana untuk mengadakan turnamen sebelum tahun berakhir, sehingga kami bisa memberikan sesuatu ke pemain demi melancarkan program yang akan kami jalankan," jelas Tolentino.