In-depth

Evaluasi Anthony Ginting Usai WTF, Kenapa Selalu Tumbang di Partai Final?

Senin, 16 Desember 2019 14:32 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Harus puas mengakhiri Word Tour Finals 2019 sebagai runner-up, kenapa Anthony Ginting selalu tumbang di partai final? Berikut INDOSPORT coba berikan evaluasi. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Harus puas mengakhiri Word Tour Finals 2019 sebagai runner-up, kenapa Anthony Ginting selalu tumbang di partai final? Berikut INDOSPORT coba berikan evaluasi.

INDOSPORT.COM - Harus puas mengakhiri BWF World Tour Finals 2019 sebagai runner-up, kenapa Anthony Ginting selalu tumbang di partai final? Berikut INDOSPORT coba berikan evaluasi.

Ya, atlet bulutangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting gagal meraih gelar BWF World Tour Finals 2019 usai dikalahkan Kento Momota, Minggu (15/12/19) di Guangzhou, China.

Anthony Ginting memulai gim pertama dengan keunggulan 3-1 atas Kento Momota sebelum akhirnya berhasil disamakan menjadi 3-3. Sempat berhasil menjauh dua angka dengan skor 8-6, Anthony Ginting malah ditikung Kento Momota menjadi 8-9.

Hingga akhirnya, satu smes keluar wakil Jepang yang keluar berhasil membuat tunggal putra Indonesia mengunci kemenangan di gim pertama dengan skor 21-17.

Kento Momota berhasil membuka gim kedua dengan keunggulan dua angka atas Anthony Ginting dan masih terus stabil menjaga keunggulan.

Berusaha mengejar, wakil Indonesia malah membuat kesalahan-kesalahan tidak penting hingga menyebabkan margin poin semakin dengan wakil Jepang semakin besar.

Usai membuat banyak kesalahan, Anthony Ginting akhirnya berhasil membayar kesalahannya dan menyamakan kedudukan menjadi 9-9 atas Kento Momota.

Tapi, usai interval, Anthony Ginting kembali membuat kesalahan yang mengakibat Kento Momota berhasil menyamakan kedudukan menjadi 13-13.

Sempat berlangsung ketat, namun kesalahan-kesalahan Anthony Ginting membuat ia tertinggal jauh atas Kento Momota dan akhirnya menutup gim kedua dengan skor 17-21.

Lanjut ke rubber game, gim ketiga dibuka dengan pertarungan lebih sengit antara kedua pebulutangkis. Tapi sayang, Kento Momota lebih dominan dan berhasil menutup gim ketiga dengan skor 14-21.

Kekalahan ini membuat Anthony Ginting harus puas dengan gelar runner-up yang kelima kalinya di sepanjang tahun 2019. Dari Singapore Open, Australia Open, China Open, Hong Kong Open, hingga turnamen terakhir BWF World Tour Finals kemarin, Anthony Ginting sama sekali tak memenangkan gelar juara untuk tahun ini.

Jika berbicara kualitas, Anthony Ginting tentu salah satu unggulan dimana di ranking BWF dia berada di posisi ke-8. Oleh karena itu, sangat menarik untuk membahas evaluasi penampilan Anthony Ginting usai BWF World Tour Finals 2019.

Kualitas Permainan Anthony Ginting Sudah Bagus

© Badminton Indonesia
Anthony Sinisuka Ginting di laga semifinal BWF World Tour Finals melawan Chen Long. Copyright: Badminton IndonesiaAnthony Sinisuka Ginting di laga semifinal BWF World Tour Finals melawan Chen Long.

Jika berbicara tentang kualitas permainan, Anthony Ginting sebenarnya tak perlu diragukan lagi. Dirinya bahkan pernah sekali mengalahkan tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota saat French Open 2019.

Kemenangan atas Kento Momota terjadi saat Anthony Ginting memastikan diri ke babak semifinal French Open 2019 pada Oktober lalu. Anthony berhasil menang langsung dua set, dengan skor akhir 21-10, 21-19.

Tapi sayang, dia harus terhenti di babak semifinal turnamen tersebut, setelah harus mengakui kehebatan wakil China, Chen Long. Anthony Ginting tersingkir di semifinal French Open dengan kekalahan 21-19, 21-12.

Bahkan kualitas permainan Anthony Ginting diakui oleh pelatih tunggal putra bulutangkis Indonesia, Hendry Saputra. Dia mengaku puas dengan performa anak asuhannya itu.

"Berbicara penampilan saya rasa tunggal putra saat ini sudah bagus. Kami sudah capai final, tidak ada yang lebih tinggi dari ini. Tinggal pilihannya juara atau runner-up. Tapi Anthony punya kualitas baik dan dia mampu mengimbangi permainan lawannya," ucap Hendry dalam rilis PBSI.

Hendry pun meminta masyarakat pecinta bulutangkis Indonesia untuk menerima hasil ini karena Ginting sudah berjuang dengan sangat maksimal. Tinggal berlatih lebih keras lagi untuk mengarungi tur BWF di tahun 2020 mendatang.

Konsentrasi Anthony Ginting Jadi PR Besar

© Humas PBSI
Anthony Sinisuka Ginting Kembali Ditundukkan Tunggal Putra Hong Kong Copyright: Humas PBSIAnthony Sinisuka Ginting Kembali Ditundukkan Tunggal Putra Hong Kong

Kegagalan Anthony Ginting meraih gelar musim ini jelas menjadi sebuah penurunan besar dari tahun 2018 lalu. Di mana Anthony Ginting bisa mendapatkan dua gelar juara, satu dari Indonesia Master dan juga China Open 2019.

Namun jika melihat permainan di atas lapangan, Anthony Ginting tak bisa dibilang sepenuhnya menurun. Pebulutangkis 23 tahun itu masih sangat mampu mengimbangi pebulutangkis top dunia lainnya.

Dengan kemampuan yang sebenarnya masih cukup menjanjikan untuk bisa meraih gelar juara, Anthony Ginting kemungkinan besar memiliki masalah dalam hal konsentrasi. Khususnya di laga-laga genting, seperti babak semifinal dan final.

Sebab dalam lima kekalahannya di pertandingan final tahun 2019 ini, semua dijalani Anthony Ginting dalam pertandingan yang menguras fisik dan konsentrasi alias harus dilalui dalam tiga set, termasuk di final BWF World Tour Finals 2019 kemarin.

Perihal pertandingan tiga set itu, juga bisa jadi merupakan masalah lainnya yang berperan dalam kegagalan Anthony Ginting mendapatkan gelar juara di tahun 2019 ini.

Bahkan hal ini diakui oleh Hendry bahwa Anthony Ginting memang seperti mengalami masalah pada kakinya. Apalagi itu terjadi di tengah jalannya set pertama dan kedua.

"Kalau saya perhatikan di pertandingan tadi, sepertinya kendala Ginting ada di kaki, bukan teknik atau yang lain. Jadi memang di gim ketiga, pergerakan kakinya sudah tidak maksimal," jelasnya lagi.

Jika memang benar, kaki menjadi masalah yang selalu membuat Anthony Ginting gagal di 5 final turnamen dunia bulutangkis musim ini, nampaknya konsentrasi harus benar-benar dikelola dengan baik oleh sang pemain.

Anthony Ginting harus tahu sampai mana kakinya mampu menopang tubuhnya untuk bergerak lincah. Jangan sampai dia meladeni lawan untuk bermain sampai gim ketiga, yang ada konsentrasi pecah karena masalah pada kakinya dan gagal di turnamen bulutangkis tahun 2020 mendatang.