Sadar Kebangkitan Pasangan Indonesia, Ketua PBSI-nya China: Kami harus Ubah Pandangan!

Kamis, 19 Desember 2019 20:51 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Arum Kusuma Dewi
© PBSI
Sadar kebangkitan pasangan Indonesia, Ketua Asosiasi Bulutangkis China (CBA), Zhang Jun mengakui kalau sektor ganda campuran harus segera berbenah. Copyright: © PBSI
Sadar kebangkitan pasangan Indonesia, Ketua Asosiasi Bulutangkis China (CBA), Zhang Jun mengakui kalau sektor ganda campuran harus segera berbenah.

INDOSPORT.COM - Sadar kebangkitan pasangan Indonesia, Ketua Asosiasi Bulutangkis China (CBA), Zhang Jun mengakui kalau sektor ganda campuran harus segera berbenah dan mengubah pandangan.

Sektor ganda campuran China diketahui sukses tampil superior di tahun 2019 setelah selalu berhasil menyabet gelar juara hampir di seluruh turnamen yang diselenggarakan di tahun ini termasuk di turnamen-turnamen besar seperti All England, Kejuaraan Dunia, dan BWF World Tour Finals.

Tetapi di tur Eropa dan beberapa turnamen lain seperti Thailand Open, Hong Kong Open hingga tur Eropa, sektor ganda campuran China kecolongan dan tak berhasil naik podium.

Terlebih di beberapa turnamen belakangan ini, jelas sekali jika performa dari pasangan ganda campuran China mengalami penurunan. Contoh buktinya nyatanya terjadi di BWF World Tour Finals 2019.

Meskipun berhasil menciptakan 'all-Chinese final', namun pasangan nomor 1 dunia, yakni Zheng Siwei/Huang Yaqiong nyatanya harus menelan kekalahan dari pasangan Jepang dan nyaris kalah dari pasangan Indonesia.

Apalagi jika berbicara tur Eropa, dua pasangan ganda campuran China berhasil dikalahkan dua kali beruntun oleh pasangan Indonesia, yakni Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Melihat fenomena tersebut, Zhang Jun menyebut kalau China harus segera mengubah pandangan dan memperbaiki apa-apa saja yang masih menjadi kekurangan.

"Saya harus akui tiga sektor ganda tim tampil berbeda di final tur ini. Keuntungan kami ada di ganda campuran. Tetapi kekuatan lawan-lawan kami semakin besar dan lebih besar. Dulu terasa sangat stabil. Sekarang kita perlu mengubah pandangan ini," katanya.

"Hanya menjadi runner-up saja tidak akan menyelesaikan masalah, kami harus terus meraih gelar. Kami masih perlu meningkatkan banyak hal dan meningkatkan kemampuan teknis para pemain," ujar Zhang Jun dikutip dari media sports.sina.cn.

Selanjutnya untuk menyambut musim baru dan jelang bergulirnya Olimpiade Tokyo 2020, maka turnamen pertama yang harus dihadapi adalah Malaysia Masters 2020 pada 7-12 Januari di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.