In-depth

Evaluasi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di 2019: Harapan Indonesia Saat Kevin/Marcus Terpuruk

Minggu, 22 Desember 2019 12:30 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© Getty Images/Shi Tang
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dibilang menjadi harapan bulutangkis Indonesia meraih medali emas saat Kevin Sanjaya/Marcus Gideon terpuruk. Copyright: © Getty Images/Shi Tang
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dibilang menjadi harapan bulutangkis Indonesia meraih medali emas saat Kevin Sanjaya/Marcus Gideon terpuruk.

INDOSPORT.COM - Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan merupakan pasangan ganda putra yang bisa dibilang menjadi harapan bulutangkis Indonesia meraih medali emas saat Kevin Sanjaya/Marcus Gideon terpuruk di sepanjang 2019 ini.

Bisa dikatakan bahwa tahun 2019 ini merupakan salah satu yang terbaik, khususnya untuk ganda putra bulutangkis Indonesia.

Salah satunya adalah pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang di tahun 2019 ini mampu mengukir rekor manis. Padahal usianya tak lagi muda dan sudah bisa disebut sangat senior.

Masing-masing, Ahsan sudah berusia 32 tahun dan Hendra lebih tua yakni 35 tahun. Tapi itu tak menghalangi mereka untuk menjuarai tiga turnamen bergengsi seperti All Englang Open 2019, Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 dan terakhir BWF World Tour Finals 2019.

Tapi menariknya adalah fakta di mana setiap Ahsan/Hendra berhasil meraih medali emas di sebuah kejuaraan BWF, Kevin/Marcus yang diunggulkan setiap series malah tersingkir lebih awal.

Seperti saat Ahsan/Hendra juara All England 2019, Kevin/Marcus tersingkir di babak pertama oleh wakil China, Liu Cheng/Zhang Nan. Tapi Ahsan/Hendra melesat jauh hingga mengalahkan wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik di final All England 2019.

Begitu juga saat Kevin/Marcus terhenti di babak kedua Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019, Ahsan/Hendra mampu menjaga asa masyarakat Indonesia. Mereka berhasil menjuarai Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 dengan menaklukkan wakil Jepang, Takura Hoki/Yugo Kobayashi di babak final.

Terakhir di Kejuaraan BWF World Tour Finals 2019, Ahsan/Hendra berhasil menjadi juara dengan mengalahkan wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe yang menyingkirkan Kevin/Marcus.

Melihat sejumlah medali yang diraih oleh Ahsan/Hendra sepanjang tahun 2019 ini, mereka pun seperti harapan para pecinta bulutangkis Indonesia untuk meraih juara di saat Kevin/Marcus terpuruk.

Ahsan/Hendra Percaya Diri, Pengalaman dan Tidak Mau Kalah

Beberapa atribut yang terlihat jelas dari prestasi Ahsan/Hendra sepanjang tahun 2019 ini menurut kami adalah percaya diri, pengalaman dan tidak mau kalah dari para atlet bulutangkis muda lainnya.

Bahkan popularitas yang dimiliki ganda putra Kevin/Marcus bisa dikalahkan dengan mereka bisa tetap melaju jauh bahkan menjuarai beberapa turnamen BWF di 2019, khususnya setiap Kevin/Marcus terpeleset lebih awal.

Melihat anak asuhannya tampil sangat impresif dan mampu melaju ke babak final sebanyak 11 kali sepanjang 2019, membuat pelatih ganda putra bulutangkis Indonesia, Herry IP dan Aryono Miranat tak ragu memberi pujian.

"Mereka (Ahsan/Hendra) tipenya komplit yah, bisa main keras bisa main pelan. Bisa defensif juga, bisa menyerang juga, mereka juga tenang, percaya diri dan punya pengalaman yang bagus," ucap Aryono Miranat dilansir dari PB Djarum.

Lebih lanjut lagi, Herry IP menambahkan bahwa ada banyak hal positif yang bisa dicontoh oleh para atlet bulutangkis muda lainnya dari Ahsan/Hendra.

"Ada banyak hal yang bisa dicontoh, kedisiplinannya, motivasi yang besar, rasa nggak mau kalah. Mereka bisa mengatur waktu, meski harus meninggakan keluarga sangat lama," tutur Herry IP.

Seperti kemenangan terakhir mereka di BWF World Tour Finals, di babak final Ahsan/Hendra berhasil menang dengan dua set langsung 24-22, 21-19 atas wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.

Kemenangan tersebut menjadi bukti bahwa Ahsan/Hendra mampu menunjukkan ketenangan dan mengatur permainan di laga-laga penting seperti final. Atlet-atlet muda bulutangkis Indonesia harus belajar banyak dari Ahsan/Hendra.