In-depth

Evaluasi Ganda Campuran di Indonesia Masters 2020: Owi Masih Punya Motivasi?

Sabtu, 18 Januari 2020 16:15 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© Humas PBSI
Ganda campuran Indonesia nampaknya tak terlalu bagus usai semua tersingkir di Indonesia Masters 2020, khususnya pasangan baru, Tontowi Ahmad/Apriyani. Copyright: © Humas PBSI
Ganda campuran Indonesia nampaknya tak terlalu bagus usai semua tersingkir di Indonesia Masters 2020, khususnya pasangan baru, Tontowi Ahmad/Apriyani.

INDOSPORT.COM - Ganda campuran Indonesia nampaknya bisa dibilang tak terlalu bagus usai semua tersingkir di Indonesia Masters 2020, khususnya pasangan baru, Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu.

Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu memang pasangan baru dalam ganda campuran Indonesia di Indonesia Masters 2020 ini. Namun, penantian kebangkitan Owi dengan pasangan barunya harus terhenti ketika tersingkir di babak kedua.

Tontowi/Apriyani harus tersingkir di babak kedua saat kalah telak dari wakil bulutangkis Inggris, Chris Adcock/Gabby Adcock dengan skor 21-9 dan 21-12.

Sementara ada juga Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika yang berhasil lolos ke babak kedua. Mereka tak bisa lolos ke babak perempatfinal karena disingkirkan ganda campuran Malaysia, Tan Kian Meng/Lai Pei Jing dengan skor telak 21-13, 21-11.

Salah satu ganda campuran Indonesia yang cukup berpengalaman, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja juga menelan kekalahan langsung di babak pertama. Mereka tak kuasa menahan gempuran wakil China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dengan skor 21-14, 21-13.

Hanya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang agak lebih baik di Indonesia Masters 2020. Mereka melaju hingga babak perempatfinal dengan menyingkirkan wakil Belanda, Robin Tabeling/Selena Piek di babak pertama karena menang WO.

Bertemu dengan wakil Chinese Taipei, Lee Yang/Yang Ching-tun, Praveen/Melati menghadapi perlawanan sengit. Luar biasa, setelah melewati rubber game, mereka berhasil menang dengan skor 22-20, 12-21, 12-21.

Tapi Praveen/Melati harus menghentikan perjalanan mereka di babak perempatfinal lewat rubber game menghadapi wakil Prancis, Thom Marc Gicquel/Delphine Aurore Delrue dengan skor 19-21, 21-14, 18-21.

Evaluasi Ganda Campuran Indonesia

© Theresia Ruth Simanjuntak/INDOSPORT
Ganda campuran Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue, kalahkan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di perempatfinal Indonesia Masters 2020, Jumat (17/01/20). Copyright: Theresia Ruth Simanjuntak/INDOSPORTGanda campuran Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue, kalahkan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di perempatfinal Indonesia Masters 2020, Jumat (17/01/20).

Pasangan ganda campuran pertama adalah Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja yang terlihat cukup kesulitan mengimbangi pergerakan lawan. Bahkan, mereka harus tertinggal dengan skor 0-6, sebelum meraih poin pertama.

Hafiz Faizal harus mengakui keunggulan wakil China sekaligus ganda campuran terbaik dunia, dan mengungkapkan faktor kekalahan Indonesia. Menurutnya, kondisi Istora Senayan kurang mendukung untuk bermain cepat dan mengimbangi lawan.

"Kita itu mainnya bukan tipe orang yang bisa memanfaatkan menang angin atau kalah angin, jadi kalau misal main di tempat lain mungkin lapangannya beda-beda," sebut Hafiz Faizal usai pertandingan.

Nampaknya daya juang dan adaptasi di berbagai lapangan bertanding masih menjadi PR untuk pasangan ini. Di mana Hafiz/Gloria juga mengalami hal serupa di sepanjang tahun 2019 lalu.

Sementara itu, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti nampaknya menjadi satu-satunya pasangan ganda campuran yang sedikit mengharumkan nama Indonesia dibanding wakil lainnya. Mereka berhasil tembus sampai babak perempatfinal.

Usai kalah dari Thom Gicquel/Delphine Delrue, Praveen/Melati juga tak ambil pusing kendati sudah mendapat banyak pelajaran. Pasalnya, target mereka adalah All England dan Olimpiade.

"Kalah di turnamen level Super 500 atau 750 buat kami tidak apa-apa. Karena tujuan kami All England dan Olimpiade. Kami akan evaluasi lagi lewat pelajaran yang kami dapat di Malaysia dan Indonesia Masters," terang Praveen usai laga.

Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu Jadi Sorotan Butet

© Roihan Susilo Utomo/INDOSPORT
Ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu kalah lawan Chris Adcock/Gabrielle Adcock dari Inggris di Indonesia Masters 2020, Kamis (16/1/20). Copyright: Roihan Susilo Utomo/INDOSPORTGanda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu kalah lawan Chris Adcock/Gabrielle Adcock dari Inggris di Indonesia Masters 2020, Kamis (16/1/20).

Pasangan baru ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu menjadi perbincangan hangat apalagi ketika Liliyana Natsir mengeluarkan komentar tentang penampilan keduanya.

Mantan pebulutangkis yang sering disapa Butet ini mengaku bahwa masalahnya mungkin bukan terletak pada Apriyani, seperti yang sudah diprasangka oleh para pecinta bulutangkis Indonesia. Tapi Butet mempertanyakan mantan rekan duetnya, Tontowi Ahmad.

"Apri itu sudah ada di top level, jadi seharusnya tidak sulit. Mungkin ini adaptasi, prosesnya tidak mungkin instan, sabar, ikuti prosesnya dan jangan tertekan," ucap Butet soal Apriyani yang gantikan dirinya berduet dengan Tontowi.

"Kalau saya sekarang lebih ke Owi, bisa tidak mengejar Apri yang sudah top dunia? Jangan selalu dilihat siapa partner dia, Owi sendiri harus sadar, dia masih punya motivasi tidak? Soalnya usia tak bisa dibohongi" lanjutnya lagi.

Nampaknya komentar pedas dari Butet untuk Owi tidak berlebihan. Kesalahan komunikasi dan mengangkat bola masih menjadi biang kerok pasangan Owi/Apriyani sering kehilangan poin begitu saja.

Lihat saja pergerakan poin saat mereka kewalahan menghadapi wakil Inggris, Chris Adcock/Gabby Adcock. Pada set pertama, mereka bahkan sempat tertinggal sangat jauh, pernah 14-3 hingga berakhir dengan skor 21-9.

Set kedua juga tak berbeda jauh, meski masih bisa mengejar tapi Owi/Apri sudah tertinggal jauh dari lawannya. Mereka pun harus mengakui kekalahan dengan set kedua berakhir 21-12.

Untuk evaluasi keseluruhan, sebenarnya ganda campuran kita di Indonesia Masters 2020 tersingkir lebih awal juga dikarenakan faktor kekuatan merata untuk nomor ini. Yang perlu dievaluasi dan diperbaiki lagi ke depannya adalah konsistensi dari masing-masing wakil.