In-depth

Evaluasi Ganda Putra di Spain Masters 2020: Pelajaran Berharga Pebulutangkis Muda

Senin, 24 Februari 2020 16:02 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Arum Kusuma Dewi
 Copyright:

INDOSPORT. COM - Evaluasi ganda putra di Spain Masters 2020 memperlihatkan pelajaran berharga untuk para pebulutangkis muda.

Pentas bulutangkis dunia baru saja merampungkan gelaran Spain Masters 2020. Digelar sejak 18 sampai 23 Februari, kompetisi kelas Super 300 ini berakhir kurang mengesankan untuk sektor ganda putra Indonesia.

Khusus Spain Masters 2020, Indonesia tak menurunkan skuat terbaiknya. Nama-nama besar seperti Kevin Sanjaya/Marcus Gideon serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dipastikan absen.

Indonesia lantas menurunkan kekuatan mudanya. Tiga pasangan muda ganda putra didaftarkan, yakni Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yache Yacob Rambitan, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.

Babak pertama, tidak ada pasangan Indonesia yang saling bertemu. Namun, para ganda putra Merah Putih harus mendapati hasil berbeda ketika kompetisi mulai berlangsung.

Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana bertanding melawan wakil Prancis, Ronan Labar/Brice Leverdez. Lewat pertarungan sengit, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana menang tiga set atas Ronan Labar/Brice Laverdez, 21-12, 19-21, 21-19.

Kegemilangan yang didapat Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana gagal diteruskan dua pasangan Indonesia lainnya, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yache Yacob Rambitan. Keduanya dipaksa langsung menyerah di babak pertama, akibat kalah dari lawannya masing-masing.

Alhasil, tinggal satu tersisa harapan Indonesia pada diri Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Akan tetapi, setelah melangkah ke babak kedua, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana harus malah ikut-ikutan kalah dari pasangan Chinese Taipei, Lee Jhe-Huei/Yang Po-Husan.

Melihat segala fakta itu, para ganda putra muda Indonesia sepertinya tak perlu berkecil hati. Kekalahan jelas membuat kecewa, tapi apa salahnya bila dijadikan pelajaran agar lebih baik ke depannya.

Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin bisa belajar bagaimana menghadapi lawan yang lebih hebat. Maklum, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin kalah dari unggulan keempat kompetisi, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.

Jika hal ini sudah terbiasa, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin pasti lama-lama bisa mengetahui cara mengatasi tekanan bertarung melawan pasangan hebat.

Kalau Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yache Yacob Rambitan, mungkin bisa mengambil pelajaran supaya tak telat panas. Laga babak pertama, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yache Yacob Rambitan seperti kesulitan mengembangkan permainan, hingga akhirnya menyerah daro pasangan Korea, Kim Gi Jung, Lee Yong Dae 21-16, 21-14.

Sedangkan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, rasanya boleh memetik pelajaran tentang konsistensi. Setelah pada babak pertama tampil memukau, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana justru keteteran di laga babak kedua.

Selain soal bahan belajar, evaluasi juga tertuju kepada pihak PBSI. Ada kebutuhan bagi PBSI agar memberikan banyak jam terbang kepada para pebulutangkis muda, agar jaraknya tak terlalu timpang dengan yang senior-senior.

Makin sering mendapatkan ajang bertanding, kian cepat pula mungkin proses regenerasi sektor ganda putra. Jika suatu saat yang senior-senior harus absen ataupun mundur, para pebulutangkis muda ganda putra tetap bisa maju sambil menghasilkan prestasi.

Begitulah kurang lebih evaluasi ganda putra Indonesia di Spain Masters 2020. Patut dinanti, seperti apa jam terbang yang didapat para pebulutangkis muda ganda putra Indonesia selanjutnya?